TEMPO.CO, Jakarta - Yasser Abu Hilala, mantan Pemimpin Redaksi media asal Qatar, Al Jazeera, berharap bisa mendapatkan daftar wartawan dari negara-negara Arab yang mendukung keputusan Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain melakukan normalisasi hubungan Israel. Abu Hilala mengatakan daftar itu untuk dokumentasi, bukan untuk mempermalukan mereka.
“Untuk tujuan dokumentasi, seperti siapakah wartawan, penulis, dan politisi yang mendukung kesepakatan UEA dan Bahrain untuk menormalisasi hubungan dengan Israel?, “kata Yasser Abu Hilala, yang bertanggung jawab atas siaran Al Jazeera Arabic di Qatar pada 2014 – 2018.
1-For the purpose of documentation: who are the journalists, writers and politicians who supported UAE and Bahrain’s agreement to normalize relations with Israel #NormalizersList? https://t.co/SWA8vLtqvz
— (@abuhilalah) September 12, 2020
Abu Hilala merujuk tiga wartawan dari Yordania, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab (UEA) untuk mulai mengirimkan daftar nama-nama jurnalis dari negara-negara itu yang mendukung normalisasi hubungan Israel.
Abu Hilala menganggap normalisasi dengan Israel adalah sebuah tikaman dari belakang dan pengkhianatan terhadap hak-hak masyarakat Palestina. Sikapnya itu sejalan dengan kritik keras terhadap UEA dan Bahrain oleh media-media Qatar beberapa hari ini.
Qatar memiliki hubungan yang sulit dengan tetangga Arabnya setelah UEA, Arab Saudi, Bahrain, dan Mesir menerapkan embargo pada negara itu pada 2017 lalu. Empat negara itu menuduh Doha mendukung terorisme karena memiliki hubungan dengan kelompok Ikhwanul Muslimin di Mesir dan ikut campur urusan dalam negeri negara lain.
Riyadh dan sekutu-sekutunya mengeluarkan ultimatum dengan mengatakan embargo atau sanksi hanya akan dicabut jika Qatar setuju untuk memenuhi serangkaian tuntutan, di antaranya menutup Al Jazeera. Akan tetapi Doha, yang menyangkal telah melakukan kesalahan, menolak menuruti tuntutan itu.
Media yang didanai Arab Saudi, Al Arabiya, menerbitkan sebuah artikel tentang rencana Abu Hilala dan menyebutnya sedang menyusun daftar hitam, yang di lihat sebagai serangan langsung terhadap rekan-rekannya (wartawan).
Abu Hilala membantah semua tuduhan yang diarahkan padanya. Dia bersikeras apa yang ditulis Al Arabiya tersebut salah dan sengaja keliru menafsirkan tindakannya.
Abu Hilala meyakinkan daftar wartawan yang dimintanya itu untuk proses pengumpulan informasi, di mana ini hal normal, yang dilakukan jurnalis. Dia bahkan bercanda wartawan yang ada di daftarnya, kemungkinan akan dihormati oleh Klub Jurnalis di UEA.
“Saya tidak menyebutnya sebagai daftar hinaan untuk mempermalukan mereka, “tambahnya.
UEA menyetujui normalisasi hubungan Israel pada Agustus 2020 kemarin dan Bahrain menyusul langkah itu. UEA, Bahrain dan Israel dijadwalkan bisa menandatangani deklarasi perdamaian di Gedung Putih minggu depan. Amerika Serikat telah secara aktif terlibat dalam pemulihan hubungan tiga negara ini.
Langkah UEA dan Bahrain itu dikritik keras oleh Palestina dan Iran karena melanggar sikap bersama di dunia Arab. Normalisasi hubungan Israel hanya mungkin jika pasukan Israel menarik diri dari wilayah pendudukan serta kenegaraan Palestina.
FARID NURHAKIM
Sumber: https://www.rt.com/news/500549-bahrain-uae-israel-qatar-journalists/