TEMPO.CO, Jakarta - Liew Mun Leong, Kepala Grup Bandara Changi Singapura, mengundurkan diri pada Kamis, 10 September 2020, setelah dia menghadapi kemarahan publik ketika hakim membebaskan seorang TKI yang bekerja sebagai asisten rumah tangganya dan dituduh mencuri. Kasus Liew telah menyoroti perlakuannya terhadap pekerja rumah tangga.
Tuduhan Liew kepada asisten rumah tangganya yang berasal dari Indonesia juga menimbulkan pertanyaan, tentang bagaimana sistem di pemerintah memperlakukan Liew, seorang pengusaha paling terkenal Singapura dengan pekerja rumah tangga yang bergaji rendah.
Pada Minggu lalu, seruan agar Liew mengundurkan diri bergaung sangat kencang menyusul jatuhnya putusan pengadilan banding. Pada Kamis malam, 10 September 2020, Liew pun mengumumkan mengundurkan diri dari posisinya sebagai Kepala Grup Bandara Changi, yakni sebuah perusahaan operator Bandara Changi Singapura.
“Saya tidak ingin situasi saya saat ini menjadi gangguan, “kata Liew, 74 tahun.
Liew juga menyatakan mundur dari posisi di beberapa perusahaan lain, termasuk sebagai penasihat investor di Temasek.
Kasus hukum ini dimulai pada 2016 lalu, ketika keluarga Liew memecat Parti Liyani, TKI yang bekerja sebagai asisten rumah tangga di keluarga itu. Liew menuduh Parti telah mencuri barang-barang keluarganya total senilai SGD 34 ribu (setara 369 juta rupiah). Diantara barang-barang yang dituduh telah dicuri Parti adalah jam tangan dan pakaian.
Parti membantah tuduhan tersebut. Namun di persidangan tingkat pertama, dia dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman lebih dari dua tahun penjara.
Saat naik banding, hakim Pengadilan Tinggi membatalkan putusan pengadilan tingkat pertama, dan mengatakan keluarga Liew memiliki motif yang tidak tepat dalam mengajukan tuntutan terhadapnya.
Terungkap di pengadilan bahwa Parti sebenarnya hendak mengadukan ke pihak berwenang karena dia mendapat beban tugas yang berat. Dia bukan hanya harus membersihkan rumah, namun juga harus bersih-bersih di kantor putra Liew, di mana tindakan ini ilegal.
Hakim mengatakan ada alasan untuk percaya bahwa pengajuan dakwaan kepada Parti ditujukan untuk mendahului langkah TKI tersebut ke jalur hukum. Di persidangan banding, hakim juga mempertanyakan kredibilitas putra Liew, Karl, sebagai saksi. Bukan hanya itu, hakim pengadilan banding pun mengkritik penanganan barang bukti oleh detektif, jaksa, dan polisi, hingga akhirnya dilakukan sebuah langkah pembuktian.
Dalam sebuah pernyataan, Liew mengatakan bahwa dia dan anggota keluarganya bekerja sama sepenuhnya dengan polisi dan memberikan pernyataan serta bukti jika diperlukan. Dia meyakinkan akan menghormati putusan pengadilan.
Banyak kritik yang berkembang setelah putusan pengadilan. Seorang pengguna media sosial di Facebook mengutarakan kemarahannya atas kasus tersebut.
“Bukan hanya mempermalukan dirinya sendiri, tetapi dia juga mempermalukan CAG (Changi Airport Group) dan Singapura,“ demikian komentar seorang pengguna Facebook.
Singapura adalah rumah bagi sekitar 260 ribu pekerja rumah tangga, yang sebagian besar berasal dari negara-negara Asia seperti Indonesia. Mereka umumnya mendapatkan gaji yang jauh di bawah rata-rata standar warga Singapura.
FARID NURHAKIM
Sumber: https://southeastasiaglobe.com/singapore-airport-chairman-quits/?fbclid=IwAR0IP6Aug-gAF4WyeFaTAoxihmhCiH_MSSNdZA3vu4UrCO3-r465HCoyXuM