TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Perwakilan Rakyat Brasil menyiapkan regulasi baru yang menyasar penyokong penyebar berita bohong atau pelaku disinformasi. Menurut anggota parlemen Rodrigo Maia, Parlemen Brasil menargetkan regulasi tersebut sudah bisa diteken pada akhir 2020 nanti.
Rodrigo Maia mengatakan, akan ada beberapa hal yang dicakup dalam regulasi tersebut. Salah satunya adalah soal bagaiaman pemilik platform media sosial bisa dilibatkan untuk mengejar sosok-sosok yang bersekongkol dalam penyebaran berita bohong.
"Pemilik platform media sosial akan selalu mengatakan mereka tidak bertanggung jawab. Namun, seperti moda komunikasi lainnya, mereka harus memiliki bentuk pertanggungjawaban juga," ujar Rodrigo Maia, dikutip dari kantor berita Reuters, Selasa, 8 September 2020.
Maia melanjutkan, rancangan regulasi sesungguhnya sudah disetujui Senat Brasil pada 30 Juni lalu. Namun, majelis rendah di parlemen meminta sejumlah modifikasi untuk memperkuat rancangan yang ada. Penambahan tersebut, kata Maia, akan beres dalam dua pekan.
Sebagai catatan, Rodrigo Maia adalah oposisi dari Presiden Brasil Jair Bolsonaro. Ia berasal dari kalangan sayap kanan yang mendesak adanya regulasi untuk mereka yang menyalahgunakan media sosial untuk mengintimidasi lawan.
Bolsonaro sendiri menentang pembuatan regulasi tersebut. Di saat bersamaan, ia juga tak lepas sepenuhnya dari praktik penyebaran berita bohong. Agustus lalu, Mahkamah Agung Brasil mendenda Facebook karena tidak kunjung memblokir akun-akun simpatisan Bolsonaro yang mereka sebut menyebar berita bohong selama Pilpres 2018.
ISTMAN MP | REUTERS