TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Filipina Rodrigo Duterte memberikan pengampunan mutlak kepada marinir Amerika Serikat yang dijatuhi hukuman 10 tahun penjara karena membunuh seorang wanita transgender.
Marinir Lance Corporal Joseph Scott Pemberton menjalani hukuman penjara sejak Oktober 2014. Dia membunuh wanita transgender Jennifer Laude yang dikenalnya di satu bar di kota Olongapo saat libur dari tugas latihan militer.
Duterte yang dulu berprofesi sebagai penuntut mengatakan, marinir Amerika itu telah berperilaku baik selama menjalani hukuman.
"Anda belum memperlakukan Pemberton dengan adil. Jadi saya akan membebaskannya (melalui) pengampunan," kata Duterte seusai rapat kabinet, sebagaimana dikutip dari Channel News Asia, 8 September 2020.
Keputusan Duterte memberikan pengampunan mutlak menuai kecaman dari beberapa organisasi HAM karena dinilai diskriminatif.
Renato Reyes, pemimpin organisasi Bayan mengkritik Presiden Duterte atas pemberian pengampunan khusus kepada Pemberton.
"Jika orang Filipina ingin meminta pengampunan... mereka perlu melalui proses panjang. Tentara Amerika membunuh orang Filipina mendapat jalur ekspres," tweet Reyes.
Keluarga korban pembunuhan marinir itu juga mengecam keputusan Duterte memberikan pengampunan kepada marinir Amerika. Keputusan Duterte itu disebutnya sebagai ejeken terhadap sistem peradilan Filipina.
"Ini merupakan parodi kedaulatan dan demokrasi Filipina," kata Virginia Suarez, anggota keluarga korban.
Pemberian pengampunan mutlak terhadap marinir Amerika yanng membunuh wanita transgender memunculkan kembali sentimen anti-Amerika di Filipina.