TEMPO.CO, Jakarta - Calon PM Jepang, Yoshihide Suga, menyampaikan bahwa reformasi Kementerian Kesehatan serta digitalisasi Jepang akan menjadi fokus utamanya apabila terpilih. Hal tersebut, kata ia, berkaca pada bagaimana jalannya pemerintahan Jepang terpukul oleh pandemi virus Corona.
"Pandemi virus Corona adalah masalah besar yang tidak bisa ditangani oleh Kementerian Kesehatan saja," ujar Yoshihide Suga sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Senin, 7 September 2020.
Hingga hari ini, Jepang tercatat memiliki 71 ribu kasus dan 1300 korban meninggal akibat virus Corona (COVID-19). Catatan tersebut menempatkan mereka di posisi 45 sebagai negara paling terdampak virus Corona.
Selama pandemi virus Corona berlangsung, segala upaya pengendalian ditangani langsung oleh Kementerian Kesehatan. Hal tersebut berbeda dengan berbagai negara di mana pandemi ditangani secara lintas departemen atau melibatkan berbagai lembaga negara. Strategi yang berbeda membuat Jepang sempat kelimpungan dalam menangani pandemi virus Corona.
Sementara itu, untuk digitalisasi, Suga menggarisbawahi soal masih banyaknya organisasi atau usaha, baik milik negara ataupun swasta, yang masih beroperasi dengan cara konvensional. Alhasil, ketika pandemi virus Corona menyerang dan memaksa operasional dilakukan secara jarak jauh, Jepang kaget dengan perubahan mendadak itu.
Sebagai catatan, Jepang adalah salah satu negara yang masih mewajibkan semua dokumen ada wujud fisiknya. Itulah kenapa fax masih efektif dipakai di saat negara lain mengoptimalkan komputasi awan dan file digital.
"Melihat bekerja dari rumah menjadi hal lumrah sekarang, terutama di situasi pandemi virus Corona, maka makin jelas perlunya sektor pemerintah maupun swasta melakukan digitalisasi," ujar Yoshihide Suga.
Mantan Menteri Perekonomian Jepang, Heizo Takenaka, mendukung rencana Yoshihide Suga. Ia mengklaim sudah lama mendesak Pemerintah Jepang untuk melakukan digitalisasi. "Akan sangat ideal juga ia juga membentuk agensi digital (untuk mendorong transisi) walau sifatnya sementara (ad hoc)," ujar Takenaka.
Yoshihide Suga diperkirakan akan menjadi calon terkuat untuk menjadi PM Jepang sekaligus ketua umum partai penguasa, Demokratik Liberal. Sejak PM Shinzo Abe memutuskan undur diri, Suga berhasil mengamankan dukungan dari berbagai faksi di dalam partai.
ISTMAN MP | REUTERS