TEMPO.CO, London – Menteri Luar Negeri Inggris, Dominic Raab, mengecam penahanan massal sekitar 50 orang jurnalis di Belarus pada Kamis, 27 Agustus 2020.
Jurnalis yang ditahan termasuk berasal dari media BBC, media lokal di Belarus, dan media internasional lainnya.
“Ini merupakan upaya terang-terangan untuk mengganggu pemberitaan yang jujur dan obyektif,” kata Raab lewat Twitter seperti dilansir Reuters pada Sabtu, 29 Agustus 2020.
Raab juga mengatakan otoritas Belarus harus berhenti menyasar jurnalis sambil menuliskan tagar #defendmediafreedom.
Sebelumnya, Reuters melaporkan polisi Belarus menahan sekitar 20 jurnalis yang bersiap melihat aksi protes terhadap pemerintah. Selama tiga pekan terakhir, ribuan warga turun ke jalan memprotes Presiden Belarus, Alexander Lukashenko, yang mengeklaim kemenangan pemilu.
Warga menilai pemilu itu penuh kecurangan dan mendesak Lukashenko, yang telah 26 tahun berkuasa, untuk mundur.
Polisi membawa jurnalis ke sebuah kantor polisi dan meminta dokumen identitas. Polisi juga menyita telepon genggam para jurnalis.
Kementerian Dalam Negeri Belarus mengatakan penahanan jurnalis ini dilakukan untuk mengecek antara jurnalis yang memiliki akreditasi untuk meliput dengan yang tidak. Kementerian juga membantah terjadi penangkapan massal.
Sumber: