TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Belarus Alexander Lukashenko mengancam akan memblokade rute transit kapal-kapal barang dari Eropa menuju Rusia yang melewati perairan Belarus.
Produk ekspor yang ada sekarang dialihkan melewati pelabuhan di Lithuania, anggota Uni Eropa.
Ancaman Presiden Belarus ini sebagai jawaban atas rencana Uni Eropa menjatuhkan sanksi terhadap 20 pejabat Belarus untuk menekan Lukashenko untuk menggelar pemilihan presiden kembali.
"Mereka dapat lemak dan lupa apa itu Belarus. Dan mengira kita bisa ditakuti dengan roket dan tank," kata Lukashenko saat berkunjung ke pabrik susu di timur Belaris, sebagaimana dikutip dari Reuters.
"Baiklah mari kita llihat siapa takut terhadap siapa. Kita akan menunjukkan kepada mereka apa itu sanksi,"ujar Lucashenko.
Tak hanya laut, Belarus juga berfungsi sebagai jalur darat utama untuk barang-barang Eropa masuk ke Rusia. Dan juga dilewati jaringan pipa untuk mengirimkan minyak dari Rusia ke Eropa.
Negara-negara Eropa atau Barat sejauh ini waspada dan menyeimbangkan simpatinya terhadap gerakan pro-demokrasi Belarus yang baru muncul. Negara-negara Barat justru mengkhawatirkan provokasi intervensi Rusia terhadap gerakan pro-demokrasi Belarus.
Reuters melaporkan, menteri luar negeri negara-negara Eropa hari Kamis, 27 Agustus 2020 membahas sanski terhadap 20 pejabat Belarus.
Lukashenko menolak tuntutan oposisi untuk menggelar pemilu ulang atas pemilu pada 9 Agustus yang mengukuhkan kekuasaan dia sebagai presiden untuk 26 tahun lamanya.
Ribuan orang kemudian turun ke jalan untuk menuntut Alexander Lukashenko mundur sebagai presiden Belarus. Menanggapi tuntutan para pengunjuk rasa, dia menegaskan para pengunjuk rasa didanai oleh Barat. Adapun NATO dituduh menggerakkan pasukan di perbatasan Belarus.