TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Polandia, Mateusz Morawiecki, meminta Rusia untuk tidak ikut campur urusan Belarus. Menurutnya, hal itu hanya akan memperburuk situasi di Belarus. Adapun hal tersebut dinyatakan Mateusz Morawiecki terkait langkah Rusia membentuk pasukan militer khusus untuk Belarus.
"Kami mminta Rusia untuk membatalkan rencananya melakukan intevensi militer ke Belarus meski dengan dalih untuk mengendalikan situasi di sana," ujar Mateusz Morawiecki, dikutip dari kantor berita Reuters, Jumat, 28 Agustus 2020.
Mateusz Morawiecki melanjutkan, intervensi militer tidak hanya akan memperburuk situasi di Belarus, namun juga melanggar hukum internasional terkait hak asasi manusia. Menurut Mateusz Morawiecki, warga Belarus berhak untuk menentukan nasib mereka seperti apa.
Hal senada disampaikan oleh kelompok oposisi Belarus yang menamai dirinya Dewan Koordinasi. Mereka, yang mendesak Belarus untuk menggelar pemilu ulang, menyatakan keterlibatan Rusia di Belarus sebagai bentuk pelanggaran hukum internasional.
Diberitakan sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan bahwa dirinya sudah membuatkan pasukan militer untuk Belarus. Pembentukan itu, kata Vladimir Putin, adalah permintaan khusus dari Presiden Belarus, Alexander Lukashenko. Walau begitu, kata Putin, pasukan itu hanya boleh diterjunkan apabila situasi di Belarus tidak terkendali.
Sejak Alexander Lukashenko memenangi pemilu presiden untuk keenam kalinya, situasi di Belarus memang panas. Ribuan warga, di berbagai kota, memprotes kemenangannya. Menurut mereka, Alexander Lukashenko telah bermain curang untuk mempertahankan posisinya.
Pada awalnya, unjuk rasa di Belarus beberapa kali berujung kerusuhan di mana ribuan demonstran ditangkap oleh Pemerintah. Belakangan, warga mulai memakai pendekatan unjuk rasa yang lebih damai untuk menghindari eskalasi dengan aparat Belarus. Walau begitu, Belarus tidak berniat untuk mengurangi tekanannya.
Beberapa hari terakhir penangkapan demonstran kembali terjadi. Bahkan, 20 jurnalis ditahan oleh Kepolisian Belarus karena dicurigai wartawan abal-abal. Dokumen serta telepon mereka ditahan sampai interogasi dirasa selesai.
"Dua hari terakhir, represi kembali menguat. Aparat menunggu kegiatan di jalanan mereda baru kemudian mereka mulai bergerak. Saya berharap paling tidak penyiksaan dan kekerasannya tidak ada lagi," ujar salah satu aktivis Belarus dari kelompok Spring, Valentin Stefanovich.
ISTMAN MP | REUTERS