TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, meminta Presiden Belarus, Alexander Lukashenko, pada Kamis, 27 Agustus 2020 untuk menghomati hak asasi manusia.
Stoltenberg mengatakan pemerintah Belarus tidak bisa menggunakan kekuatan pertahanan sekutunya untuk meredam protes terhadap pemerintah.
Ini terkait pernyataan Lukashenko bahwa dia mendapat dukungan dari Presiden Rusia, Vladimir Putin, untuk mengatasi gangguan keamanan di domestik.
“Rezim di Minsk harus menunjukkan penghormatan penuh terhadap hak-hak fundamental termasuk kebebasan berbicara dan hak untuk melakukan protes damai,” kata Stoltenberg, yang berada di Berlin untuk berbicara dengan Kanselir Angela Merkel, seperti dilansir Reuters Kamis, 27 Agustus 2020.
Stoltenberg juga mengatakan,“NATO tidak memiliki pengerahan militer di wilayah itu, sehingga setiap upaya untuk menggunakan alasan itu guna meredam aksi unjuk rasa damai, sama sekali tidak dapat dibenarkan.”
Stoltenberg mengatakan rakyat Belarus memiliki hak untuk memutuskan masa depan mereka sendiri.
Media Euro News melansir polisi di Belarus menahan sekitar 50 orang warga yang memprotes Lukashenko dan meminta pemimpin otoriter itu mundur.
Aksi massa telah memasuki pekan ketiga setelah pemilu 9 Agustus lalu menimbulkan protes massa soal kecurangan, yang menguntungkan Lukashenko.
Lukashenko, yang telah berkuasa selama 26 tahun di Belarus, mengeklaim kemenangan 80 persen suara. Namun, rivalnya Svetlana Tikhanouskaya, yang berasal dari kelompok oposisi, juga mengeklaim kemenangan dan mendapat dukungan publik.
FARID NURHAKIM | REUTERS
Sumber: