TEMPO.CO, Hong Kong – Kepala Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam, mendesak masyarakat mengikuti tes medis gratis Covid-19.
Lam mengatakan para pengritik berupaya mencemarkan proyek itu dan mencoba melakukan sabotase hubungan antara Cina dan kota semi-otonom itu.
“Orang-orang yang disebut dokter, ahli atau anggota masyarakat mencoba mencari alasan terus-menerus untuk menghentikan warga kota dari mengikuti tes medis itu. Hanya ada satu tujuan di belakang ini yaitu kalkulasi politik,” kata Carrie Lam seperti dilansir Hong Kong Free Press pada Selasa, 25 Agustus 2020.
Pernyataan Carrie Lam ini terkait tawaran pemerintah Cina untuk melakukan tes medis Covid-19 bagi semua penduduk Hong Kong. Rencananya tes medis ini akan mulai berlangsung pada pekan depan.
Namun, rencana ini mendapat sambutan skeptis dari komunitas medis di Hong Kong dan publik.
“Tim medis Cina yang terdiri dari 60 orang petugas akan melakukan tes ini,” begitu dilansir pada Kamis, 27 Agustus 2020.
Pemerintah Cina juga bakal mendirikan rumah sakit sementara untuk tes medis dan perawatan pasien Covid-19.
Ini bakal menjadi bantuan langsung pertama dari pemerintah Cina untuk Hong Kong, yang merupakan wilayah semi-otonom dan sedang menangani pandemi ini.
Bantuan ini diberikan kepada wilayah bekas koloni Inggris, yang sedang merasa khawatir akibat upaya Beijing yang dinilai berupaya menghambat kebebasan. Kekhawatiran ini meningkat dengan penerapan undang-undang keamanan nasional Hong Kong pada Juni.
Dengan situasi seperti ini, sejumlah aktivis demokrasi mengatakan kode genetik atau DNA dari warga Hong Kong akan dikumpulkan dan disalahgunakan lewat modus tes medis Corona.
Namun, pemerintah Hong Kong menampik kekhawatiran itu dan mengatakan tidak ada sampel genetik yang akan dibawa ke luar dari kota ini.
Program tes medis itu akan mulai berlangsung pada 1 September 2020 dan bersifat sukarela. Jumlah tes medis Corona ini akan meningkat menjadi 500 ribu orang per hari dari saat ini sekitar 12 ribu orang.
Sumber: