TEMPO.CO, Sydney – Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, mendukung pembersihan material rawan ap di lahan milik warga terkait kebakaran lahan semak besar-besaran pada 2019.
Menurutnya, ini merupakan hal penting seperti juga pengurangan emisi karbondioksida terkait pemanasan global. Sebagian kalangan menuding pemanasan global berkontribusi pada terjadinya kebakaran lahan besar di Australia itu.
Secara terpisah, otoritas negara bagian New South Wales, Australia, bakal mewajibkan para pemilih lahan untuk membersihkan lahan miliknya dari material mudah terbakar terkait kebakaran lahan semak besar-besaran pada tahun lalu.
Ini merupakan satu dari 76 rekomendasi tim penyelidik kebakaran luas lahan semak di Australia, yang terjadi pada 2019.
“Ada 76 rekomendasi yang bersifat luas. Ini juga menunjukkan tidak ada jalan pintas sebagai solusi. Bencana pada musim panas tahun lalu disebabkan oleh kekeringan parah,” kata David Elliot, menteri Polisi dan Layanan Darurat NSW, seperti dilansir Reuters pada Senin, 25 Agustus 2020.
Api membakar lebih dari 11 juta hektar lahan semak di area Australia tenggara sejak pertengahan 2019 hingga awal 2020. Peristiwa ini menewaskan sedikitnya 33 orang dan miliaran hewan lokal.
Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, menyebut bencana besar ini sebagai ‘black summer’ atau ‘musim panas hitam’.
Otoritas NSW menerima penuh rekomendasi itu. Salah satu rekomendasi itu, misalnya, otoritas negara bagian bakal mewajibkan para pemilik lahan untuk membersihkan atau membakar material yang mudah terbakar.
Ini seperti semak dan daun kering. Para petugas pemadam kebakaran juga harus dilatih untuk merawat hewan liar yang terluka. Pemerintah juga bakal membuat rekening dana untuk pengembangan teknologi deteksi kebakaran lahan semak.