TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Dewan Direksi Bank sentral Belarus, Dmitry Murin, mengatakan berkurangnya jumlah valuta asing seperti dolar di sejumlah lokasi penukaran uang merupakan masalah teknis.
“Bank tidak memiliki kekurangan likuiditas valuta asing saat ini,” Murin seperti dilansir Reuters pada Ahad, 24 Agustus 2020.
Menurut Murin, perbankan di Belarus tidak memiliki masalah likuiditas. Tapi dia mengakui ada masalah ketersediaan fisik mata uang asing.
Ini menanggapi keluhan kalangan perbankan bahwa mereka tidak memiliki jumlah valuta asing yang memadai seperti dolar untuk melayani permintaan publik yang melonjak belakangan ini.
Salah satu penjual valuta asing mengatakan,”Terjadi kepanikan saat ini. Permintaan mata uang asing sangat tinggi sekarang.”
Sumber di perbankan ini melanjutkan,”Satu-satunya bank yang punya stok mata uang asing adalah Raiffeisen Bank, yang aktif menjualnya pada pekan lalu. Tapi, pesawat terakhir yang membawa valuta asing tiba di Belarus pada Jumat pekan lalu. Bank kami dan bank lainnya ingin membeli mata uang asing tapi manajemen Raiffeisen mengatakan mereka kehabisan.”
Juru bicara Priorbank, yang merupakan anak perusahaan Raiffeisen di Minsk menolak berkomentar.
Suhu politik di Belarus terus memanas setelah sekitar 200 ribu warga turun ke jalan melakukan demonstrasi mendesak Presiden Alexander Lukashenko mundur pada Ahad pekan lalu.
Namun, Lukashenko menolak mundur dan terlihat dalam siaran televisi membawa senapan serbu di rumah dinasnya, yang didatangi demonstran dari Lapangan Kemerdekaan seperti dilansir CNBC.
Otoritas Belarus juga telah meminta keterangan dari penerima Nobel yaitu Svetlana Alexievich, yang ditanyai soal Dewan Koordinasi. Dewan ini merupakan kelompok oposisi yang terbentuk pada pekan lalu dan mendukung aksi massa.
Dua tokoh Dewan Koordinasi yaitu Olga Kovalkova dan Sergei Dylevsky telah ditangkap petugas keamanan pada Senin di depan pabrik tempat mereka bekerja.
Beberapa hari sebelumnya, Lukashenko memerintahkan penutupan pabrik yang pekerjanya mendukung demonstrasi anti-pemerintah dan menuntutnya mundur dari posisi Presiden. Lukashenko telah berkuasa selama 26 tahun di Belarus dan dianggap sebagai orang kuat.
Sumber:
https://www.cnbc.com/2020/08/24/belarus-lukashenko-carries-assault-rifle-as-protesters-demand-his-resignation-at-mass-rally.html