Menurut pemimpin oposisi itu, laporan tersebut telah menjatuhkan kredibilitas Timor Leste. "Xanana sebaiknya mengaku sudah tidak mampu memerintah lagi. Kita lihat dia telah menunjukkan bahwa koruspi terus meningkat," ungkap Alkatiri pada Kamis pekan lalu di parlemen.
Menurut Alkatiri, peningkatan korupsi di Timor Leste itu terjadi karena Xanana tidak mengerti tentang sistem kenegaraan. Pemimpin Aliansi Mayoritas Parlemen (AMP) itu, kata dia, membiarkan anggotanya terus korupsi karena takut kehilangan kekuasaan.
Baca Juga:
Alkatiri juga menantang program pembentukan Komisi Antikorupi yang diajukan Xanana. Menurutnya, sebaiknya pemerintah memperkuat badan independen (ombudsman) yang telah berdiri sejak era pemerintahannya, karena pendirian komisi baru akan menghamburkan dana.
Tapi, Wakil Perdana Menteri Jose Luis Guterres membantah tudingan tersebut. Ia malah mememinta Transparency International menunjukkan bukti korupsi di pemerintahannya.
"Kalau hanya berbicara soal korupsi dan menuding orang lain itu gampang, tetapi sulit membuktikannya. Sebaiknya buktikanlah. Kalau memang terbukti, baru kita bicara," kata Guterres.
Pemerintah AMP, kata dia, tidak akan goyah dengan tudingan oposisi atau badan internasional lainnya. Kini pemerintah Xanana berusaha akan membentuk Komis Antikorupsi untuk menantang para koruptor.
Ia menambakan, perombakan struktur pemerintah Xanana akan dilakukan pada 2009, tetapi itu adalah politik pembangunan pemerintah AMP, bukan karena desakan oposisi.
"Xanana tidak akan mundur jika belum ada bukti yang menujukkan bahwa Xanana melakukan korupsi," kata mantan Duta besar Timor Leste untuk PBB itu.
JOSE SARITO AMARAL (DILI)