TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Belarusia Alexander Lukashenko terlihat dalam video dirinya terbang dengan helikopter di atas Minsk dengan perlengkapan anti-huru hara dan menenteng senapan serbu saat memantau demonstrasi yang menuntut pengunduran dirinya.
Demonstrasi sengketa pemilu memasuki minggu ketiga di Belarusia, di mana puluhan ribu orang berkumpul di ibu kota dan di seluruh negeri pada akhir pekan untuk menuntut perubahan dan pemilihan presiden yang baru.
Ketika demonstrasi di Minsk mulai mereda pada Ahad, kantor pers Lukashenko merekam dan mengunggah serangkaian video di mana dia memeriksa kota dari helikopter, mengenakan seragam serba hitam dan rompi antipeluru.
"Mereka melarikan diri seperti tikus," kata Lukashenko ketika pesawat mendekati salah satu kediamannya di Minsk, Istana Kemerdekaan, dikutip dari CNN, 25 Agustus 2020.
Sky News melaporkan dua anggota dewan koordinasi oposisi Belarusia, Olga Kovalkova dan Sergei Dylevsky, ditahan oleh polisi di ibu kota pada Senin. Tidak diketahui mengapa mereka ditahan.
Alexander Lukashenko mengacungkan jempol kepada aparat keamanan Belarusia.[Sky News]
Demonstrasi yang dihadiri sekitar 200.000 orang mengubah jalan ibu kota menjadi merah dan putih pada Ahad dengan bendera Belarusia. Mereka yang menuntut pencopotan Lukashenko dan meneriakkan "hidup Belarusia".
Mereka juga mendekati Istana Kemerdekaan, tempat di mana video dari kantor berita negara Belta menunjukkan helikopter pemerintah yang membawa Lukashenko mendarat.
Saat turun dari helikopter, Lukashenko terlihat memegang apa yang tampak seperti senapan serbu otomatis tipe Kalashnikov, meskipun tidak ada klip amunisi yang terlihat.
Lukashenko menyapa pasukan keamanan dengan tepuk tangan dan acungan ibu jari.
Dalam video lain, dia terlihat keluar dari helikopter di istana dengan senapan serbu Kalashnikov di tangannya. Ditemani oleh tentara bersenjata dan putranya yang berusia 15 tahun, Kolya, yang juga bersenjata dan mengenakan seragam militer, kelompok tersebut tampaknya berterima kasih kepada polisi anti-huru hara yang membentuk barikade di jalan menuju kediamannya selama protes.
Kementerian pertahanan Belarusia mengatakan tentara, dan bukan polisi, yang sekarang akan menanggapi setiap kerusuhan di dekat tugu peringatan ibu kota untuk para korban Perang Dunia II.
Kementerian pertahanan menyebut pengunjuk rasa anti-Lukashenko sebagai "fasis".
Pengamat independen mengkritik hasil pemilu 9 Agustus Belarusia karena tidak bebas dan tidak adil.
Banyak komunitas internasional telah menyatakan solidaritas dengan para pengunjuk rasa, menumpuk tekanan pada Lukashenko, yang telah memerintah Belarusia selama 26 tahun, untuk menerima tuntutan pemilu ulang.
Sementara itu, Alexander Lukashenko menyalahkan Barat karena membakar protes dan menuduh tanpa bukti bahwa negara-negara Barat telah meningkatkan kehadiran militer di dekat perbatasan Belarusia.
Sumber: