TEMPO.CO, Jakarta - Menyusutnya jumlah pengunjung selama pandemi virus corona memaksa kebun binatang tertua di Vietnam berjuang mencari dana untuk bertahan hidup.
Kebun bintanag berusia 150 tahun ini telah mencoba bertahan dengan melakukan penggalangan dana, memotong gaji karyawan, serta menanam buah dan sayuran sendiri untuk memberi makan hewan.
Kebun binatang yang berlokasi di pusat komersial Vietnam di Kota Ho Chi Minh mengalami penurunan jumlah pengunjung sejak Maret ketika wabah virus corona menyebar, menurut laporan Reuters, 24 Agustus 2020.
Tidak lama kemudian lockdown semakin membebani kebun binatang sepenuhnya pada April dan Mei.
Namun, kebun binatang, yang dibangun pada era kolonial Prancis, harus menanggung biaya operasional sebesar US$ 7.740 (Rp 113,5 juta) per hari dan memastikan 1.400 hewan lebih diberi makan.
"Karena kami tidak tahu kapan pandemi akhirnya akan berakhir, kami mencoba untuk mendiversifikasi aliran pendapatan kami," kata Pham Van Tan, kepala Kebun Binatang dan Taman Botani Saigon.
Pham mengatakan di masa normal penjualan tiket biasanya menghasilkan sebagian besar dari US$ 5 juta (Rp 73,3 miliar) pendapatan tahunan.
Untuk membantu membayar tagihan, kebun binatang sekarang melakukan hal-hal seperti menanam bunga untuk dijual ke publik, merancang taman untuk pemilik rumah dan menjual pupuk kepada petani, kata Pham. Gaji staf juga telah dipotong 30%.
"Kami masih memastikan pasokan makanan untuk hewan, tetapi kami mencoba memberi mereka makanan musiman yang hemat biaya," kata Pham, mencatat bahwa kebun binatang menanam sendiri hampir setengah dari persediaan makanannya di pinggiran kota.
Penggalangan dana baru-baru ini juga mengumpulkan lebih dari US$ 100.000 (Rp 1,46 miliar) hanya dalam dua hari, sementara 25 ton makanan telah disumbangkan untuk hewan di kebun binatang. Kebun binatang juga terpaksa menangguhkan rencana pertukaran hewan untuk pembiakan internasional.
Pekan lalu, Saigon Zoo-Botanical Garden Company Ltd, pengurus kebun binatang Saigon, melaporkan kerugian US$ 809.000 (Rp 11,8 miliar) untuk paruh pertama tahun ini karena Covid-19 menyusutkan pengunjung, menurut laporan VN Express.
Operator kebun binatang terbesar di Vietnam itu melaporkan pendapatan turun setengah pada tahun-ke-tahun menjadi US$ 1,16 juta (Rp 17 miliar).
Dokter hewan kebun binatang Nguyen Baa Ph mengatakan beberapa hewan menjadi berani karena lebih sedikit orang yang mengintip mereka.
Jumlah pengunjung telah menyusut hingga sekitar 1.400 per hari, tetapi jauh di bawah 12.000 per hari sebelum pandemi virus corona.
"Sekarang saat yang tepat untuk berkunjung, karena tidak banyak orang," kata Nguyen Thin Quay, seorang manajer produksi, yang berkunjung ke kebun binatang bersama putra dan istrinya.
Sebelumnya kebun binatang berusia 156 tahun di Distrik 1 ini ditutup selama dua bulan mulai 20 Maret karena lockdown Covid-19 mulai berlaku. Kebun binatang tertua Vietnam ini memiliki 125 lebih spesies hewan dan 900 tumbuhan.
REUTERS | VN EXPRESS