TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Korea Selatan memperketat aturan pembatasan sosial virus Corona. Hal tersebut untuk merespon pandemi yang memburuk beberapa hari terakhir, terutama di Seoul.
Adapun aturan pembatasan sosial yang akan diterapkan adalah kebijakan tingkat dua. Dalam tingkatan ini, pertemuan publik dalam skala besar tidak diperbolehkan. Selain itu, ibadah berjamaah juga tidak diperbolehkan, diikuti dengan penutupan tempat hiburan seperti karaoke, restoran, kafe internet, dan klub malam.
"Jika kami tidak menerapkan tingkat ini sesegera mungkin, maka wabah ini akan berkembang dalam skala yang lebih besar. Prioritas kami adalah mengendalikan penyebaran virus Corona sebaik mungkin," ujar Menteri Kesehatan Korea Selatan, Park Neung-hoo, Sabtu, 22 Agustus 2020.
Hingga berita ini ditulis, Korea Selatan tercatat memilki 17.002 kasus dan 309 korban meninggal akibat virus Corona. Angka tersebut sudah menghitung penambahan kasus terbaru dalam 24 jam terakhir, 332 orang. Dikutip dari Reuters, sudah beberapa hari terakhir Korea Selatan mendapatkan penambahan kasus baru sebanyak tiga digit.
Untuk mengendalikan pandemi virus Corona, Pemerintah Korea Selatan menyiapkan tiga tingkatan pembatasan sosial. Tingkat pertama adalah yang paling ringan di mana hampir semua kegiatan usaha diperbolehkan buka asal protokol kesehatan dipenuhi. Sementara itu, tingkat tiga adalah yang paling berat di mana baik sekolah maupun tempat usaha diharuskan tutup.
"Jika kami terapkan pembatasan sosial tingkat tiga, kami khawatirkan hal itu akan mempengaruhi kehidupan sehari-hari dan ekonomi warga kami," ujar kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan, Kwon Jun-wook.
Di luar pembatasan sosial yang diperketat, Kwon Jun-wook menambahkan bahwa Pemerintah Korea Selatan juga telah mengontak Gilead untuk memastikan ada cukup suplai Remdesivir bagi Korea Selatan. Stok yang ada saat ini cukup untuk menangani 143 pasien di 35 rumah sakit.
Di bulan Juni, Pemerintah Korea Selatan telah meminta Gilead untuk menyediakan obat anti-viral Remdesivir, untuk perawatan 5000 pasien virus Corona.
Selain meminta Gilead untuk menambah stok Remdesivir, Pemerintah Korea Selatan juga sempat berencana menambah jumlah dokter yang bertugas di lapangan. Namun, hal itu ditentang para tenaga medis dan dokter aktif. Menurut mereka, jumlah yang ada sekarang sudah mencukupi, hanya perlu mendapat tunjangan dan alokasi yang lebih baik.
ISTMAN MP | REUTERS