TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Dewan Eropa, Charles Michel, menyampaikan kekhawatirannya atas kondisi kritikus anti-pemerintah Rusia, Alexei Navalny, yang koma secara misterius. Bahkan, ia sudah menyampaikan hal itu ke Presiden Rusia, Vladimir Putin, dalam percakapan telepon hari ini.
Dikutip dari kantor berita Reuters, Jumat, 21 Agustus 2020, perhatian atas kondisi Navalny disampaikan di tengah-tengah percakapan soal situasi di Belarus. Adapun Rusia dikabarkan menahan upaya merujuk Alexei Navalny dari Rumah Sakit di Siberia ke Jerman.
Seperti diberitakan sebelumnya, Alexei Navalny mendadak jatuh koma ketika hendak melakukan perjalanan dari Siberia ke Moskow, Kamis, 20 Agustus 2020. Awalnya, ia diduga diracun sebelum lepas landas. Namun, belum lama ini, tim dokter di Siberia mengklaim tak ada racun di tubuh Alexei Navalny.
Saat ini, Alexei Navalny tengah menjalani perawatan di ruang perawatan intensif Rumah Sakit Siberia. Ia langsung dilarikan ke sana usai pesawat yang ditumpanginya mendarat darurat di Siberia.
Tak lama setalah ia dibawa ke ICU, tawaran datang dari Jerman untuk merujuknya ke Rumah Sakit Charite Berlin. Namun, menurut rekan-rekan Alexei Navalny, belakangan tawaran itu dihalangi oleh dokter dan pemerintah Rusia dengan alasan legal.
Bantuan kepada Alexei Navalny tidak hanya datang dari Jerman, tetapi juga Prancis. Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan bahwa dirinya siap memberikan semua bantuan yang diperlukan pihak Alexei Navany. Hal tersebut tak terbatas pada pertolongan medis saja, tetapi juga perlindungan dan suaka.
"Berita yang kami miliki saat ini sangat meresahkan. Kami akan terus mengikuti situasi dengan sangat dekat," kata Macron.
ISTMAN MP | REUTERS