TEMPO.CO, Moskow - Politikus oposisi Rusia, Alexei Navalny, 43 tahun, merupakan seorang pengritik keras pemerintah Rusia dan Presiden Vladimir Putin.
Dia tinggal di Moskow bersama istri dan kedua anaknya. Namanya mulai muncul di pentas politik Rusia pada 2008.
Saat itu, dia mulai menulis blog mengenai dugaan korupsi yang melibatkan sejumlah perusahaan besar negara.
Navalny juga dikenal aktif di sosial media. Mayoritas pengikutnya merupakan kalangan muda, yang meledek kelompok mapan dan setia kepada Putin.
Dia memiliki cara untuk mendapatkan informasi soal perusahaan dan kinerja keuangan yaitu menjadi pemegang saham minoritas.
“Dia menjadi pemegang saham minoritas di sejumlah bank dan perusahaan minyak besar,” begitu dilansir Aljazeera pada 27 Maret 2017.
Saat menghadiri acara perusahaan, Navalny lalu mengajukan sejumlah pertanyaan mengenai ‘lubang’ dari kinerja keuangan perusahaan.
Sebelum pemilu parlemen 2011, Navalny mendesak para pembaca blog-nya agar memilih partai selain Partai Rusia Bersatu, yang mendukung Putin.
“Dia menyebut partai itu sebagai partai bandit dan pencuri," begitu Al Jazeera.
Saat itu, Partai Rusia Bersatu menang pemilu dengan tudingan melakukan kecurangan. Meski menguasai suara mayoritas, persentase suara yang diraih partai turun.
Navalny juga menggalang demonstrasi puluhan ribu orang pada 2011 – 12 untuk menentang Putin.
Dia sempat menjadi kandidat dengan suara kedua terbanyak pada pemilihan wali kota Moskow pada 2013.
Saat itu, Navalny berhadapan dengan kandidat yang didukung Kremlin.
Ini membuat Navalny melakukan ratusan gugatan hukum terhadap kandidat yang menang yaitu Sergei Sobyanin.
Pada 2015, pengadilan Rusia menyatakan Navalny bersalah terkait kasus penipuan pada 2013, yang membuatnya tidak bisa maju sebagai kandidat Presiden tahun berikutnya.