TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengecam kesepakatan normalisasi antara Uni Emirat Arab dan Israel. Hal itu kembali ia nyatakan dalm rapat gabungan para pemimpin Palestina di mana ia mengimbau negara Arab lainnya tak mengikuti langkah UEA.
"Saya melihat kesepakatan tersebut sebagai pengkhianatan dan kami mengecamnya. Kami minta negara-negara Arab untuk tetap berkomitmen terhadap kesepakatan tahun 2002 perihal hubungan dengan Israel," ujar Mahmoud Abbas, dikutip dari The Times of Israel, Rabu, 19 Agustus 2020.
Diberitakan sebelumnya, Uni Emirat Arab tiba-tiba meneken kesepakatan normalisasi dengan Israel pada Kamis pekan lalu. Hal itu menjadikan Uni Emirat Arab sebagai negara Muslim atau Arab ketiga yang memiliki hubungan formil dengan Israel.
Kesepakatan tersebut tak ayal mengejutkan banyak negara di Timur Tengah, terutama mereka yang berada di pihak Palestina terkait sengketa wilayah dengan Israel. Sebab, dengan kesepakatan normalisasi tersebut, maka Uni Emirat Arab mengingkari komitmen pembelaan terhadap Palestina.
Uni Emirat Arab membela diri dengan mengatakan bahwa kesepakatan itu justru untuk melindungi Palestina. Hal itu mengacu pada isi kesepakatan bahwa aneksasi Tepi Barat ditunda pasca normalisasi. Namun, berbagai negara Muslim atau Arab menyakini ada kepentingan lain di balik keputusan UEA. Apalagi, keputusan diambil tanpa konsultasi ke Palestina.
"Mereka terus memposisikan kesepakatan tersebut sebagai langkah damai, mencegah aneksasi Tepi Barat. UEA tidak bisa mengklaim mewakili kami. Kami mewakili diri kami sendiri," ujar Mahmoud Abbas kesal.
Hal menarik dari rapat gabungan yang dipimpin Abbas, kelompok Jihad Palestina dan Hamas ikut bergabung di dalamnya. Hal itu menjadi pemandangan langka mengingat keduanya dipandang sebagai organisasi teror. Isu UEA dan Israel berhasil membujuk keduanya menepi ke Abbas.
"Saya menyambut saudara-saudara saya dari Hamas dan Palestinian Islamic Jihad. Hal ini menunjukkan bahwa meski kami berbeda, kami bisa bersatu untuk menanggapi konspirasi yang ada," ujar Abbas.
Abbas tidak menyatakan bahwa kehadiran Hamas dan kelompok jihad sebagai bentuk rekonsiliasi. Namun, rekonsiliasi Hamas-Fatah sudah terendus sejak isu aneksasi Tepi Barat menguat.
ISTMAN MP | THE TIMES OF ISRAEL