TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Belarus, Alexander Lukashenko, menghadiahkan medali kehormatan kepada aparat-aparatnya. Sebabnya, menurut Alexander Lukashenko, mereka sudah berperan menangani unjuk rasa dan kerusuhan yang terjadi Belarus beberapa hari terakhir.
"Sebagai penghargaan atas pengabdian yang diberikan," sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Selasa, 18 Agustus 2020.
Diberitakan sebelumnya, situasi di Belarus memanas usai Alexander Lukashenko memenangi pilpres untuk keenam kalinya. Gara-garanya, warga menduga ia mencurangi hasil pilpres untuk bisa tetap bertahan di kursi kepemimpinan.
Sekarang, di Belarus, unjuk rasa dan kerusuhan sudah berlangsung lebih dari sepekan. Sekitar 200 ribu warga turun ke jalan untuk memprotes Alexander Lukashenko dan meminta pemilu ulang.
Selama unjuk rasa, demonstran berhadapan dengan aparat yang diterjunkan Lukashenko. Alhasil, aksi yang seharusnya berjalan damai berujung rusuh. Dua demonstran tewas dan ribuan di antaranya ditahan atas tuduhan mengganggu ketertiban.
Pada awalnya, Lukashenko bergeming atas segala aksi yang ada. Perkembangan terbaru, ia membuka opsi power sharing dan referendum konstitusi. Syarat yang ia ajukan, kedua hal itu hanya akan ia bahas apabila dirinya tidak didesak warga.
Di saat bersamaan, berbagai negara Eropa mulai menyorot situasi di Belarus. Bahkan NATO pun mengamati situasi di perbatasan Belarus. Uni Eropa dikabarkan akan menetapkan sanksi individu pada Rabu ini kepada mereka yang menindas warga Belarus dan memanipulasi pemilu.
ISTMAN MP | REUTERS