TEMPO Interaktif, Kuala Lumpur: Partai berkuasa Malaysia melakukan pertemuan darurat hari ini di tengah spekulasi Perdana Menteri Abdullah Ahmad Badawi dapat dipaksa mundur tahun depan, setahun lebih awal dari yang direncanakan.
Pemimpin puncak Organisasi Nasional Malaysia Bersatu (UMNO) dilaporkan sedang membahas rencana mundur Abdullah pada pertengahan 2010 yang disetujui wakilnya Najib Razak.
Baca Juga:
Berbagai elemen di partai itu mengatakan rencana transisi itu tidak demokratis dan Abdullah, yang telah menjadi sasaran kritik sejak pemilu Maret karena perolehan besar oposisis, seharusnya mundur lebih awal.
Perdana Menteri juga menolak permintaan untuk membubarkan pemerintahan dari pemimpin oposisi Anwar Ibrahim, yang mengatakan dirinya telah memiliki cukup dukungan legislator untuk membentuk pemerintahan baru.
Berbagai laporan media mengatakan kemungkinan pemilihan kepemimpian UMNO akan ditunda dari Desember hingga Juni 2009, saat Abdullah secara sukarela mundur.
Baca Juga:
Menteri Nazri Aziz mengakui beberapa orang di partai ingin Abdullah tetap menjabat hingga 2010 sebagaimana direncanakan, sementara yang lainnya menyerahkan keputusan pada anggota partai.
"Saya percaya pertemuan akan menjadi sebuah kompromi. Saya percaya, untuk mengakomodasi pandangan kedua kubu, kami akan menunda pemilihan partai Desember," ujarnya pada the New Straits Times.
Namun, elemen-elemen dalam partai yang menekan agar kepemimpinan diputuskan terbuka dan demokratis akan menentang penundaan itu.
Penasihat UMNO Abdul Latiff Ahmad mengatakan kepada koran itu bahwa keputusan siapa yang akan memimpin partai harus dibuat oleh anggota partai.
"Kami harus menyerahkan pada mereka. Lagi pula, setiap orang telah bersiap untuk pemilihan Desember," ujarnya.
AFP/Erwin