TEMPO.CO, Moskow – Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengusulkan pertemuan puncak digelar lewat telekonferensi video dengan pemerintah Amerika Serikat, dan semua negara penanda-tangan Perjanjian Nuklir Iran.
Sejumlah negara itu adalah Inggris, Prancis, Cina, Jerman, dan Iran.
Langkah ini diambil untuk menghindari terjadinya konfrontasi dan eskalasi lebih lanjut di Perserikatan Bangsa – Bangsa atau PBB soal Iran.
“Ini isu yang mendesak. Alternatifnya adalah eskalasi ketegangan lebih jauh, meningkatkan risiko konflik. Skenario itu harus dihindari,” kata Putin dalam pernyataannya seperti dilansir Reuters pada Jumat, 15 Agustus 2020.
Soal ini, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menjawab,”Saya dengar ada sesuatu, tapi saya belum diberitahu soal ini.”
Sedangkan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, mengatakan dirinya terbuka ikut serta dalam pertemuan puncak lewat video seperti dikonfirmasi Istana Elysee.
Pemerintah AS berargumentasi bisa memicu sanksi penerapan sanksi kembali terhadap Iran.
Alasannya, ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menaungi Perjanjian Nuklir Iran menyebut Washington sebagai salah satu partisipan.
“Tapi, pihak-pihak lain dalam perjanjian nuklir ini berkeberatan dengan langkah itu,” begitu dilansir Reuters.
Soal ini, Putin mengatakan Rusia, yang merupakan sekutu Iran dalam Perang Sipil, berkomitmen penuh dengan Perjanjian Nuklir Iran. Dia juga mengatakan pertemuan puncak bertujuan untuk membuat kerangka langkah untuk menghindari konfrontasi dan eskalasi situasi di Dewan Keamanan PBB.