TEMPO.CO, Washington - Kementerian Hukum Amerika Serikat mengatakan pengelola Yale University melakukan tindakan ilegal diskriminatif terhadap calon mahasiswa keturunan Asia - Amerika dan kulit putih untuk program penerimaan mahasiswa strata satu.
Tindakan ini dianggap melanggar Undang-Undang Hak Sipil AS.
Kementerian Hukum mengatakan temuan ini merupakan hasil penyelidikan selama dua tahun sebagai respon atas keluhan kelompok warga keturunan Asia-Amerika mengenai perilaku pengelola Yale.
Kementerian Hukum siap mengajukan gugatan hukum terhadap Yale jika universitas itu tidak segera memperbaiki proses penerimaan calon mahasiswa.
Juru bicara Yale membantah tegas tuduhan itu. Namun, pihak pengelola kampus telah bekerja sama dalam investigasi kementerian Hukum ini.
“Kementerian Hukum sudah mencari bukti-bukti sebelum Yale menyediakan dokumen, yang diminta,” kata juru bicara kampus.
Menurut dia, seandainya kementerian Hukum menerima dan mempertimbangkan informasi dari kampus secara adil maka kementerian akan menyimpulkan bahwa praktek Yale sesuai dengan aturan dari pengadilan mahkamah selama beberapa dekade.
Kementerian Hukum mengatakan aspek ras dapat secara sah dijadikan bahan pertimbangan dalam proses penerimaan mahasiswa secara terbatas. Namun,”Penggunaan pertimbangan ras oleh pengelola Yale sama sekali tidak terbatas.”
Kementerian Hukum mengatakan pengelola sekolah elit itu menggunakan pertimbangan ras dalam sejumlah tahapan proses penerimaan mahasiswa. Ini mengakibatkan munculnya efek berkali lipat mengenai kemungkinan penerimaan seorang mahasiswa dari aspek ras.
Sebelumnya, kementerian Hukum telah mengajukan dokumen hukum untuk mendukung gugatan hukum oleh kelompok tindakan afirmasi.
Kelompok ini menuduh pengelola Universitas Harvard mendiskriminasi warga keturunan Asia-Amerika dalam proses penerimaan mahasiswa.
Pengadilan di AS memutuskan program tindakan afirmasi Harvard itu dapat memajukan kepentingan yang sah agar bisa memiliki siswa yang beragam. Kasus ini masih dalam proses banding di pengadilan mahkamah AS.
Program tindakan afirmasi di pendidikan tinggi dimaksudkan untuk mengatasi diskriminasi ras. Pengadilan mahkamah AS telah memutuskan penggunaan tindakan afirmasi bisa membantu menolong calon mahasiswa dari kelompok mahasiswa minoritas melanjutkan kuliah.
Kaum konservatif Amerika mengatakan upaya membantu calon mahasiswa ras kulit hitam dan Latin bisa merugikan calon mahasiswa kulit putih dan keturunan Asia - Amerika.
FERDINAND ANDRE