TEMPO.CO, Beirut – Seorang pejabat Amerika Serikat mengatakan biro penyelidik federal FBI akan bergabung dalam tim investigasi untuk menyelidiki ledakan di Beirut, Lebanon.
Ledakan bahan kimia amonium nitrat ini menewaskan sedikitnya 172 orang dan melukai setidaknya enam ribu warga. Dia berharap ledakan seperti ini tidak akan pernah terjadi lagi di negara yang sedang dilanda krisis ekonomi ini.
“FBI akan segera bergabung dengan Lebanon dan tim penyelidik internasional atas undangan dari Lebanon untuk membantu menjawab pertanyaan soal penyebab ledakan di Beirut ini,” kata David Hale, undersecretary AS untuk Urusan Politik, seperti dilansir Reuters pada Kamis, 13 Agustus 2020.
Presiden Lebanon, Michel Aoun, mengatakan investigasi ini akan melihat apakah penyebab ledakan di Beirut adalah kecerobohan, kecelakaan atau adanya gangguan eksternal.
Aoun telah meminta pemerintah Prancis untuk memberikan foto satelit untuk membantu investigasi ini. Sebuah kapal dari angkatan laut Inggris juga sudah berangkat ke lokasi untuk melakukan survei lapangan.
Seorang pakar seismologi Israel mengatakan ledakan di Beirut diawali dengan serangkaian ledakan, yang diduga sebagai ledakan petasan.