TEMPO.CO, Jakarta - Parana Technology Institute (Tecpar), yang berlokasi di Brasil, akhirnya memutuskan untuk memproduksi vaksin virus Corona garapan Rusia, Sputnik V. Hal tersebut menyusul keputusan Vladimir Putin untuk menyetujui produksi vaksin tersebut walau belum teruji tuntas.
Keputusan tersebut diresmikan dengan penandatanganan kerjasama antara Tecpar dengan Russian Direct Investment Fund (RDIF). Harapannya, dengan kerjasama tersebut, Sputnik V akan lebih mudah didistribusikan di Amerika Latin.
"Tujuan utama kami adalah mengorganisir produksi vaksin virus Corona Sputnik V serta distribusi di Brasil dan negara Amerika latin lainnya," ujar pernyataan pers Pemerintah Rusia, dikutip dari Reuters, Kamis, 13 Agustus 2020.
Direktur dari Tecpar, Jorge Callado, menyatakan bahwa produksi belum bisa dimulai apabila hasil tes di Rusia belum dikirimkan ke mereka. Hingga saat ini, kata ia, Rusia bahkan melum mengirimkan hasil tes fase 1 dan 2.
Jorge Callado menambahkan bahwa Tecpar juga akan terlibat dalam fase 3 uji vakin Sputnik V. Hal itu, kata, merupakan kewajiban dari lembaga administrasi obat-obatan Brasil, Anvisa.
Secara terpisah, Duta Besar Rusia di Brasil, Sergey Akopov, menyatakan bahwa tidak tertutup kemungkinan Rusia akan meneken kerjasama dengan institusi medis lainnya. Hal itu untuk mempercepat tes sekaligus produksi vaksin Sputnik V. Salah satu penjajakan dilakukan dengan negara bagian Bahia.
Hingga berita ini ditulis, Brasil tercatat memiliki 3,1 juta kasus dan 104 korban jiwa akibat virus Corona. Ketika Brasil menyampaikan rencana untuk mengadopsi vaksin Sputnik V, beberapa pakar medis menganggapnya bukan ide yang bagus mengingat fase ketiga uji vaksin virus Corona itu belum lama dimulai.
ISTMAN MP | REUTERS