TEMPO.CO, Hong Kong – Tabloid Apple Daily di Hong Kong menunjukkan sikap perlawanan setelah pemilik media ini yaitu konglomerat Jimmy Lai ditangkap karena diduga melanggar UU Keamanan Nasional Hong Kong, yang disahkan Cina.
Laporan utama halaman depan tabloid itu berisi pesan akan terus berjuang dengan foto Lai terborgol terpasang.
“Para pembeli tabloid ini mengantre sejak pagi untuk mendapatkan tabloid yang dikenal mendukung demokrasi ini,” begitu dilansir Reuters, Selasa, 11 Agustus 2020.
Polisi menangkap Lai dan menggerebek kantor media ini kemarin. Ini merupakan penangkapan tokoh paling penting dengan menggunakan UU Keamanan Nasional Hong Kong.
Judul halaman depan tabloid itu berbunyi ‘Apple Daily Harus Terus Berjuang’.
Ada sekitar 500 ribu eksemplar dicetak pada hari ini. Jumlah ini naik lima kali lipat dari jumlah biasanya seperti dilansir media itu di laman situsnya.
Sejak pukul dua pagi dini hari tadi, belasan orang terlihat mengantre membeli tabloid ini di kawasan pekerja Mong Kok.
Sejumlah penjual koran mengatakan tabloid itu telah habis terjual sejak pagi.
“Polisi melakukan intervensi terhadap kebebasan media secara brutal,” kata Kim Yau, 45 tahun, saat membeli tabloid itu. “Semua warga Hong Kong dengan nurani harus mendukung kota ini hari ini, dukung Apple Daily.”
Polisi menangkap Lai dengan tuduhan diduga berkolusi dengan pasukan asing. Sekitar 20 orang polisi menggeledah kantor media ini dan membawa sekitar 25 kotak bukti.
Harga saham perusahaan media milik Lai yaitu Next Digital, yang menerbitkan tabloid ini, naik pada Senin. Ini seiring seruan dari forum online pro-demokrasi yang meminta warga membeli saham perusahaan untuk menunjukkan dukungan.
Seperti dilansir CNN, pemerintah Cina beralasan mengesahkan UU Keamanan Nasional Hong Kong pada dua bulan lalu untuk meredam tindakan anarkis selama demonstrasi di kota itu.
Namun, warga melihat UU itu sebagai bentuk intervensi Cina kepada kebebasan warga Hong Kong dalam memperjuangkan demokrasi dan kebebasan politik.