TEMPO Interaktif, Phnom Penh: Parlemen Kamboja kembali memilih Hun Sen sebagai perdana menteri hari ini, sekaligus memperpanjang 23 tahun masa kekuasaannya. Pemilihan diwarnai boikot berbagai partai yang menolak hasil pemilihan umum Juli lalu.
Hanya 94 dari 123 anggota parlemen terpilih yang hadir, yang secara bulat menyetujui nominasi presiden oleh parlemen dan pemerintahan baru.
Hun Sen berjanji sebelum pemilihan bahwa pemerintahannya akan menggunakan waktu lima tahunnya untuk mempercepat pembangunan dan mendorong reformasi lebih dalam dan luas negara di Asia Tenggara itu.
Partai Rakyat Kamboja (CPP) Hun Sen menguasai 90 kursi pada pemilihan 27 Juli lalu, sementara partai oposisi utama Partai Sam Rainsy (SRP) mendapat 26 kursi.
Partai royalis--Funcinpec dan Partai Noroodom Ranariddh--masing-masing mendapat dua kursi, dan Partai Hak Asasi Manusia (HRP) mendapat tiga kursi.
Legislator SRP dam HRP tidak menghadiri pemilihan dan mengklaim ketidakberesan dalam pemilihan Juli lalu.
Dengan kemenangan mayoritas CPP di parlemen itu berarti tahun ini merupakan pertama kalinya sejak 1993 negara itu tidak mengalami kebuntuan politik setelah pemilihan.
Dalam pemilihan sebelumnya, Juli 2003, terjadi kebuntuan selama satu tahun saat partai-partaii bertikai untuk membentuk pemerintahan koalisi.
Hun Sen memiliki reputasi menginjak-injak hak asasi manusia untuk mempertahankan kekuasaan, namun kemajuan ekonomi telah memperkokoh posisinya di negara yang sedang berjuang dari posisi negara termiskin itu.
AFP/Erwin