TEMPO.CO, Kabul – Presiden Afganistan, Ashraf Ghani, mengatakan menyetujui pembebasan sekitar 400 tahanan Taliban kelas berat dari penjara.
Dia melakukan ini setelah Majelis Agung Afganistan atau Loya Jirga memutuskan untuk menyetujui pembebasan sisa tahanan dari sekitar total 5 ribu tahanan.
“Hari ini, saya akan meneken perintah pembebasan sekitar 400 tahanan ini,” kata Ghani beberapa menit setelah Loya Jirga membacakan keputusannya seperti dilansir Reuters pada Ahad, 9 Agustus 2020.
Pada pekan lalu, Ghani mengundang anggota Majelis Agung, yang terdiri dari sekitar 3.200 pemimpin masyarakat dan politikus, ke Kabul.
Dia meminta nasehat apakah pemerintah perlu membebaskan sisa tahanan Taliban ini.
Para tahanan ini merupakan orang-orang yang dianggap terlibat dalam serangan besar militer terhadap pasukan koalisi Amerika dan Afganistan.
Salah satu serangan itu adalah bom truk pada 2017 yang menyasar kantor Kedubes Jerman di Kabul.
Serangan itu menewaskan lebih dari 150 orang, yang merupakan serangan terparah dalam perlawanan selama 19 tahun ini.
Sebagian dari sisa tahanan itu juga merupakan anggota dari jaringan Haqqani, yang memiliki ikatan dengan Taliban.
Dengan pembebasan sisa tahanan ini, pemerintah Afganistan bakal memenuhi janjinya membebaskan semua tahanan Taliban yang berjumlah 5 ribu orang.
Pembebasan ini juga membuka jalan bagi Presiden AS, Donald Trump, yang berjanji akan menarik pasukan dari Afganistan. Dalam wawancara dengan Axios, Trump mengatakan akan mengurangi jumlah pasukan di Afganistan menjadi sekitar 5 ribu dari saat ini sekitar 8 ribu pasukan.