TEMPO.CO, Kabul – Pemerintah Afganistan bersepakat untuk melepaskan sekitar 400 tahanan kelas berat atau hard-core dari milisi Taliban.
Ini membuka jalan untuk pembicaraan damai dan mengakhiri perang yang berlangsung nyaris dua puluh tahun.
Taliban menyambut keputusan ini dan mengatakan siap melakukan pembicaraan dalam sepuluh hari setelah pembebasan tahanan.
“Majelis Agung Afganistan atau Loya Jirga sepakat menyetujui pembebasan tahanan di bawah tekanan pemerintahan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump,” begitu dilansir Reuters pada Ahad, 9 Agustus 2020.
Ini terkait janji kampanye pilpres Trump pada 2016 untuk menarik pasukan AS pulang dari Afganistan.
Selama ini, kelompok Taliban mendesak pembebasan sisa sekitar 400 tahanan dari total 5 ribu tahanan mereka dari penjara pemerintah Afganistan.
Ini menjadi syarat sebelum dimulainya pembicaraan damai dengan pemerintah Afganistan.
“Untuk menghilangkan hambatan, mengizinkan dimulainya proses perdamaian dan mengakhiri pertumpahan darah, Loya Jirga setuju pembebasan 400 tahanan Taliban,” begitu pernyataan lembaga itu.
Dalam wawancara dengan media Axios pada pekan lalu, Trump menyebut akan mengurangi jumlah pasukan di Afganistan menjadi di bawah 5 ribu pasukan dari saat ini sekitar 8 ribu pasukan.