TEMPO.CO, Singapura – Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong, meminta masyarakat bersatu dan kokoh dalam menghadapi pandemi Covid-19 dalam peringatan Hari Nasional atau Hari Kemerdekaan ke – 55 yang jatuh pada 9 Agustus 2020.
Berpidato lewat siaran televisi, Lee mengatakan sejumlah negara mengalami peningkatan drastis kasus Covid-19 belakangan ini.
Ini terjadi setelah awalnya negara-negara itu bisa mengendalikan pandemi Corona ini dan mulai melonggarkan pembatasan kegiatan publik di luar rumah.
“Ini juga bisa terjadi pada kita meski sudah melakukan semua antisipasi,” kata Lee Hsien Loong seperti dilansir Channel News Asia pada Ahad, 9 Agustus 2020.
Lee Hsien Loong juga menambahkan kasus pandemi Covid-19 ini masih jauh dari selesai.
Dia mengatakan bakal butuh satu – dua tahun hingga semua vaksin yang dibutuhkan tersedia dan ancaman pandemi ini bisa ditangani.
“Hingga saat itu, kita harus mempertahankan semangat kita dan kekuatan kita untuk menjaga diri kita dan orang-orang yang kita cintai serta tetangga kita agar semua merasa aman,” kata Lee.
Lee juga meminta warga Singapura untuk bersikap kokoh menghadapi ancaman kemunduran ekonomi.
Dia mengaku bisa memahami jika warga merasa sedih dan khawatir dengan penutupan kegiatan bisnis terkait upaya pencegahan penyebaran Covid-19.
Menurut Lee Hsien Loong, Singapura telah mengalami sejumlah krisis sebelumnya dan berhasil melewatinya.
Ini seperti Krisis Keuangan Asia 1997, Serangan 11 September, dan Krisis Keuangan Global 2007 – 2009.
“Setiap kali kinerja ekonomi memburuk, kita bekerja keras untuk mempertahankan posisi kita, dan melewatinya bersama,” kata Lee Hsien Loong.