TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Pusat Kontra Intelijen dan Keamanan Nasional AS, William Evanina, memperingatkan bahwa Rusia akan mencoba mempengaruhi hasil Pilpres Amerika untuk memenangkan Donald Trump. Merespon hal itu, kubu Donald Trump mengatakan bahwa mereka tak butuh bantuan Rusia pada Pilpres Amerika November nanti.
"Kami tidak mau ataupun membutuhkan bantuan asing. Donald Trump akan mengalahkan Joe Biden secara jujur dan adil," ujar juru bicara tim sukses Donald Trump, Tim Mirtaugh, sebagaimana dikutip dari Channel News Asia, Sabtu, 8 Agustus 2020.
Diberitakan sebelumnya, William Evanina memperingatkan berbagai negara akan mencoba memanipulasi jalannya Pilpres Amerika untuk menentukan hasilnya. Dua di antaranya adalah Cina dan Rusia. Uniknya, dua negara yang dikenal sekutu itu memiliki agenda berbeda.
Cina, kata Evanina, memilih untuk mencegah inkumben Donald Trump memenangi Pilpres Amerika karena langkahnya yang sulit ditebak. Sementara itu, Rusia mencegah Joe Biden memenangi Pilpres Amerika karena sikapnya yang anti-Rusia. Untuk mewujudkan misi masing-masing, penyebaran disinformasi jadi strategi keduanya.
Tim Murtaugh menegaskan bahwa kalaupun benar Rusia akan membantu Donald Trump untuk memenangi Pilpres Amerika, bukan berarti Donald Trump berutang kepada Rusia. Donald Trump, kata Murtaugh, malah bersikap tegas terhadap Rusia selama ini.
Baca Juga:
"Kami lebih tegas terhadap Rusia dibandingkan pemerintahan-pemerintahan sebelumnya," klaim Murtaugh.
Pernyataan Murtaugh kontras dengan apa yang terjadi belum lama ini. Ketika beredar laporan intelijen bahwa Rusia membayar Taliban untuk membunuh prajurit Amerika, Donald Trump tidak menindaklanjutinya. Hal itu menjadi materi kampanye Joe Biden akhir-akhir ini.
Terkait Pilpres Amerika sendiri, Donald Trump khawatir akan elektabilitasnya yang masih tertinggal dari Joe Biden. Selain itu, ia juga mengkhawatirkan mekanisme pemilu via pos yang menurutnya rentang dicurangi. Saking khawatirnya, ia sempat meminta Pilpres Amerika ditunda.
ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA