Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Peneliti Jerman Gelar Konser Musik untuk Teliti Penyebaran Covid-19

Reporter

Editor

Budi Riza

image-gnews
Orang-orang menikmati cuaca cerah di Volkspark Friedrichshain, ketika penyebaran penyakit virus corona (COVID-19) berlanjut, di Berlin, Jerman, 12 April 2020. REUTERS/Annegret Hilse
Orang-orang menikmati cuaca cerah di Volkspark Friedrichshain, ketika penyebaran penyakit virus corona (COVID-19) berlanjut, di Berlin, Jerman, 12 April 2020. REUTERS/Annegret Hilse
Iklan

TEMPO.CO, Berlin - Ilmuwan Jerman mengadakan konser untuk dihadiri sekitar 4.000 orang pada 22 Agustus 2020. Konser musik itu sengaja diadakan saat masa pandemi virus Corona atau Covid-19 untuk mempelajari proses penyebaran virus sebagaimana dikutip Business Insider.

Para ilmuwan dari Universitas Martin Luther Halle-Wittenberg ingin ribuan pengunjung berada dalam ruangan konser di Leipzig. "Kami mencoba untuk mencari tahu apakah mungkin ada jalan tengah antara normal lama dan baru," kata Stefan Moritz, pimpinan peneliti penyakit menular Universitas Martin Luther Halle-Wittenberg, seperti dilansir Business Insider pada Jumat, 7 Agustus 2020.

Tim Bendzko adalah penyanyi pop Jerman yang akan menghibur seluruh penonton. Konser yang dinamai Restart-19 itu adalah proyek penelitian yang menggunakan biaya 1,1 juta dolar Amerika Serikat atau setara Rp 16 miliar.

Para ilmuwan berencana memasang mesin kabut dan cairan pembersih tangan yang tersebar untuk sanitasi. Adapun alat deteksi kontak akan digunakan untuk mengetahui kemungkinan bila mengadakan acara dalam ruangan besar tanpa menyebarkan virus Corona.

Penggunaan alat itu untuk mengumpulkan informasi, termasuk mengirimkan data setiap lima detik terkait keberadaan penonton di area tertentu.

Stefan Moritz adalah peneliti yang mengatur sistem percobaan konser itu. "Yang akan memungkinkan penyelenggara untuk memasukkan cukup banyak orang ke tempat konser agar tidak mengalami kerugian," ujarnya.

Penonton yang bersedia menghadiri konser Restart-19 harus berusia 18 hingga 50 tahun. Sebelum mengunjungi tempat konser, mereka harus memiliki hasil tes negatif virus Corona yang baru diambil di bawah 48 jam.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Seluruh penonton harus memakai masker. Berdasarkan rencana, konser akan dibagi menurut segmentasi. Konser tanpa pembatasan jarak fisik. Keadaan dibuat seperti menghadiri konser seakan-akan tidak ada pandemi, seperti dikutip dari Lonely Planet.

Kemudian entri yang lebih lambat. Pengunjung akan masuk melalui delapan pintu. Cara itu untuk mengurangi kerumunan. Seluruh rencana itu ditunjang dengan fokus sistem kebersihan.

Ada pula model terakhir yaitu para penonton akan saling berada cukup jauh dengan pengunjung lain. Skenario itu hanya untuk 2.000 penonton yang boleh memasuki tempat konser. Mereka yang akan duduk diberi jarak 1,5 meter dengan pengunjung lain.

Penonton akan menggunakan pembersih tangan fluoresen, yang bersifat mampu memancarkan cahaya. Maka, dengan menggunakan pencahayaan sinar ultraviolet (UV), para ilmuwan bisa melihat permukaan yang telah disentuh oleh penonton.

Mesin kabut digunakan untuk membantu membuat visualisasi ketika virus Corona tersebar. Meski menurut para peneliti risiko penularan virus Corona diperkirakan rendah saat konser, namun bukan jaminan sama sekali terbebas. Bila seluruh sistem itu berhasil diterapkan saat konser, para peneliti akan menjelaskan temuan. Ilmuwan berencana mengemukakan temuan pada Oktober 2020.

BUSINESS INSIDER | LONELY PLANET

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengapa Program Magang Mahasiswa Seperti Ferienjob di Jerman Bisa Dikategorikan TPPO?

2 jam lalu

Ilustrasi mahasiswa. Freepik.com
Mengapa Program Magang Mahasiswa Seperti Ferienjob di Jerman Bisa Dikategorikan TPPO?

Tempo meminta pendapat Polri dan Kontras mengapa pengiriman mahasiswa magang ke Jerman seperti ferienjob bisa dikenai pasal TPPO?


Kirim 27 Mahasiswa Magang ke Jerman, Universitas Atma Jaya Jakarta Buka Suara Soal Ferienjob yang Diduga TPPO

8 jam lalu

Kampus Universitas Atma Jaya Jakarta. Foto ANTARA/HO-Humas UAJ
Kirim 27 Mahasiswa Magang ke Jerman, Universitas Atma Jaya Jakarta Buka Suara Soal Ferienjob yang Diduga TPPO

Universitas Atma Jaya Jakarta salah satu universitas yang mengikuti program ferienjob. Mereka mengirim 27 mahasiswa magang ke Jerman.


Masuk dalam Daftar, ITB Bantah Terlibat Ferienjob ke Jerman 2023

11 jam lalu

Ilustrasi kampus ITB (Institut Teknologi Bandung). FOTO/ISTIMEWA
Masuk dalam Daftar, ITB Bantah Terlibat Ferienjob ke Jerman 2023

ITB menyatakan tidak ada mahasiswanya yang terlibat program Ferienjob ke Jerman.


Ini Daftar Perguruan Tinggi yang Diduga Terlibat TPPO Berkedok Magang lewat Ferienjob di Jerman

21 jam lalu

Mahasiswa Universitas Halu Uleo foto bersama di Bandara Soekarno-Harta saat akan berangkat ferienjob ke Jerman. Istimewa
Ini Daftar Perguruan Tinggi yang Diduga Terlibat TPPO Berkedok Magang lewat Ferienjob di Jerman

Ada sekitar 41 perguruan tinggi di Indonesia yang tercatat mengirimkan sejumlah mahasiswanya dalam program magang mahasiswa ke Jerman pada 2023.


Universitas Jambi Jelaskan Kronologi Ferienjob Mahasiswa ke Jerman, Sebut Tindakan Sihol Situngkir Tak Wakili Kampus

1 hari lalu

Universitas Jambi. Dok. ANTARA
Universitas Jambi Jelaskan Kronologi Ferienjob Mahasiswa ke Jerman, Sebut Tindakan Sihol Situngkir Tak Wakili Kampus

Universitas Jambi merespons kasus ferienjob dengan modus magang mahasiswa di Jerman sejak 2023.


Mahasiswa Universitas Halu Uleo Korban TPPO: Ferienjob Itu Eksploitasi Mahasiswa di Jerman

1 hari lalu

Mahasiswa Universitas Halu Uleo foto bersama di Bandara Soekarno-Harta saat akan berangkat ferienjob ke Jerman. Istimewa
Mahasiswa Universitas Halu Uleo Korban TPPO: Ferienjob Itu Eksploitasi Mahasiswa di Jerman

Korban TPPO modus ferienjob menyesal mengikuti program magang bohong. Mahasiswa dieksploitasi selama mengikuti kegiatan di Jerman.


Deretan Tips Agar Terhindar dari Jerat TPPO Berkedok Magang

1 hari lalu

Ribuan mahasiswa terjebak dalam program Ferienjob.
Deretan Tips Agar Terhindar dari Jerat TPPO Berkedok Magang

TPPO kejahatan yang sering menjerat orang yang mau kerja atau magang di luar negeri. Maka diperlukan wawasan yang lebih luas agar terhindar dari TPPO.


Reaksi Kemendikbudristek dan Komnas HAM Soal Kasus TPPO Berkedok Magang Ferienjob di Jerman

1 hari lalu

Ferienjob. Istimewa
Reaksi Kemendikbudristek dan Komnas HAM Soal Kasus TPPO Berkedok Magang Ferienjob di Jerman

Kemendikbudristek sedang mengkaji pemberian sanksi terhadap 33 perguruan tinggi yang diduga terlibat TPPO berkedok ferienjob.


Enik Waldknig, Bos SHB Tersangka Dugaan TPPO Magang Jerman Asal Madiun, Diduga Tukang Atur Mahasiswa

1 hari lalu

Enik Waldkonig, WNI tinggal di Jerman tersangka dugaan  TPPO, FOTO: istimewa
Enik Waldknig, Bos SHB Tersangka Dugaan TPPO Magang Jerman Asal Madiun, Diduga Tukang Atur Mahasiswa

Tersangka kasus TPPO berkedok program magang di Jerman Enik Waldknig bernama lahir Enik Rutita merupakan perempuan kelahiran Madiun, Jawa Timur.


Beda Sikap Polri dan Menko PMK Soal Penanganan Kasus TPPO Berkedok Ferienjob di Jerman

1 hari lalu

Ferienjob. Istimewa
Beda Sikap Polri dan Menko PMK Soal Penanganan Kasus TPPO Berkedok Ferienjob di Jerman

Menko PMK Muhadjir Effendy beranggapan tidak ada yang salah dari program kerja magang ferienjob.