TEMPO.CO, Jakarta - Malaysia melakukan pembicaraan dengan Cina terkait MoU agar bisa mendapat akses cepat vaksin virus corona atau Covid-19 jika vaksin sudah ditemukan dan aman digunakan. Cina masuk di antara beberapa negara di dunia yang cukup cepat dalam pengembangan vaksin-vaksin.
“Saya baru saja melakukan pembicaraan lewat video conference dengan mitra saya di Cina untuk mendiskusikan kemungkinan penandatanganan sebuah MoU agar Malaysia bisa mengakses vaksin virus corona dengan cepat segera setelah vaksin ditemukan dan dinyatakan aman oleh Badan Regulasi Farmasi Nasional,” kata Menteri Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Inovasi Malaysia, Khairy Jamaluddin, Rabu, 5 Agustus 2020.
Khairy Jamaluddin, Menteri Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Inovasi Malaysia. Sumber: Bernama/channelnewsasia.com
Dikutip dari channelnewsasia.com, Menteri Luar Negeri Malaysia Hishammuddin Hussein rencananya juga akan melakukan pembicaraan dengan Cina, di mana MoU soal akses vaksin Covid-19 ini salah satunya akan menjadi agenda pembicaraan. Khairy menyadari vaksin Covid-19 saat ini masih di upaya oleh negara-negara di dunia dan dia menyebut upaya pihaknya sebagai diplomasi vaksin.
“Dunia sekarang ini memburu vaksin Covid-19 agar kita semua bisa kembali ke kehidupan normal karena jika kita tidak mendapatkan vaksin, kita mungkin masih tetap berada di new normal (tatanan kehidupan baru). Dampaknya, sekarang ada diplomasi vaksin, di mana negara-negara membeli dimuka vaksin yang masih dikembangkan oleh produsen farmasi di Barat,” kata Khairy.
Menurut Khairy, saat negara-negara seperti Amerika Serikat, Inggris dan negara lain di Eropa melakukan pembelian vaksin-vaksin di awal, maka dampaknya akan membuat negara-negara berkembang berada di antrian paling buncit untuk bisa mendapatkan vaksin tersebut. Dia pun meyakinkan Malaysia tidak akan berada dalam antrian panjang itu.
“Kami merasa harusnya vaksin ini menjadi barang yang bisa diakses oleh siapapun di dunia pada harga yang terjangkau dan masuk akal,” kata Khairy.
Saat ini, Malaysia sudah membangun kolaborasi antara Kementerian Luar Negeri, Kementerian Kesehatan dan Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk menemukan strategi kerja sama dengan negara-negara yang mengembangkan vaksin. Khairy mengatakan Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin sudah menyetujui dibangun hubungan pemerintah dengan perusahaan farmasi Duo Pharma dan Pharmaniaga untuk menuntaskan dan mendistribusikan hingga rumah sakit vaksin Covid-19 di Malaysia.