TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah video menunjukkan pengantin perempuan berlari menyelamatkan diri ketika ledakan di Lebanon pada Selasa sore ketika dia sedang melakukan sesi foto pernikahan.
Video viral itu , bersama video lain yang beredar di media sosial, memperlihatkan betapa dahsyatnya ledakan di Beirut tersebut.
Seorang pengantin perempuan, mengenakan gaun dan hijab putih yang indah, sedang berpose untuk kamera pada hari pernikahannya. Namun, syutingnya terganggu dengan ledakan masif, dilansir dari India Today, 5 Agustus 2020.
Dampak ledakan dapat disaksikan dalam cupilkan, menunjukkan ketika latar dan kamera bergetar. Semua orang, termasuk pengantin perempuan, dapat terlihat berlarian di tengah kekacauan. Tidak diketahui identitas pengantin perempuan dalam video tersebut.
Pengguna Twitter @RaShalhoub berbagi video di Twitter dan menulis, "Seorang pengantin perempuan di pusat kota Beirut".
Video ini juga dibagikan akun Twitter Azad Essa, seorang jurnalis Middle East Eye.
Surreal.
— Azad Essa (@azadessa) August 4, 2020
Video ini menjadi viral bersama video-video lain yang menggambarkan detik-detik ledakan.
Sebelumnya sebuah video asisten rumah tangga menyelamatkan seorang anak juga viral di internet. Video ini dibagikan akun Twitter Muhammad Lila, seorang koresponden untuk CNN, ABC, dan CBC.
Everyone is sharing videos of today's deadly #BeirutBlast.
Here's something else.
This is the exact moment a maid risked her own life to save a little child, just as the explosion occurred.
IklanScroll Untuk MelanjutkanHeroes can be anywhere.pic.twitter.com/6Eq4q5Wt4G
— Muhammad Lila (@MuhammadLila) August 4, 2020
Media sosial dipenuhi dengan video dan gambar ledakan yang mengguncang seluruh kota. Bangunan-bangunan diguncang, jendela pecah, dan orang-orang berlarian panik.
The Guardian melaporkan, mengutip gubernur Beirut Marwan Abboud, ledakan mengakibatkan separuh kota hancur dengan kerugian US$ 3 miliar (Rp 43,6 triliun).
Jenazah seorang lelaki tergeletak di jalanan usai terkena ledakan bahan peledak di Beirut, Lebanon, 4 Agustus 2020. REUTERS/Mohamed Azakir
Sekitar 100 orang tewas dan 4.000 lainnya terluka akibat ledakan, menurut media pemerintah, CNN melaporkan. Korban kemungkinan bertambah karena misi pencarian masih berlangsung, kata Menteri Kesehatan Lebanon Hamad Hassan.
Hamad Hassan mengatakan kementeriannya sedang membangun rumah sakit lapangan yang dibantu Qatar, Iran, Kuwait, Oman, dan Yordania. Menteri mengatakan enam hingga delapan rumah sakit darurat akan siap secepatnya.
Pemerintah Lebanon mengatakan ledakan diduga berasal dari gudang pelabuhan Beirut yang menyimpan 2.750 metrik ton amonium nitrat, yang biasanya digunakan dalam nahan peledak dan pupuk, Reuters melaporkan.
Amonium nitrat tersebut, kata Perdana Menteri Hassan Diab, disimpan selama enam tahun tanpa protokol keselamatan dan keamanan memadai.
Meski demikian tidak diketahui apa yang memicu gudang amonium nitrat itu meledak.
Saking dahsyatnya, ledakan di Beirut Selasa sore dirasakan sampai pulau Siprus yang berjarak 240 kilometer dari Lebanon, menurut Pusat Seismologi Eropa-Mediterania (EMSC) di Twitter-nya.