TEMPO.CO, Jakarta - Ledakan di Beirut mengancam ketersediaan stok gandum Lebanon untuk beberapa pekan ke depan. Gara-garanya, gudang gandum utama Lebanon dihancurkan oleh ledakan yang terjadi pada Selasa kemarin itu.
Dengan persediaan yang ada di gudang lain, Lebanon hanya memiliki cukup gandum untuk setengah bulan ke depan. Oleh karenanya, ujar Menteri Ekonomi Raoul Nehme, Lebanon akan segera memesan gandum baru kepada supplier.
"Lebanon membutuhkan cadangan gandum yang siap untuk tiga bulan ke depan. Hal itu untuk menjamin keamanan pangan," ujar Raoul Nehme, dikutip dari kantor berita Reuters, Rabu, 5 Agustus 2020.
Gudang gandum utama di Beirut diketahui bisa menampung kurang lebih 120 ribu ton. Namun, ketika ledakan di Beirut terjadi, jumlah gandum di gudang tersebut sesungguhnya sudah jauh dari ideal.
Menurut Kepala Serikat Importir Ahmed Hattit, gudang di Beirut hanya menampung 15 ribu ton gandum saat ledakan terjadi. Dengan jumlah tersebut, stok gandum Lebanon bisa bertahan setidaknya untuk 1,5 bulan.
Masalah yang timbul dari ledakan di Beirut, kata Ahmed Hattit, tak hanya soal stok gandum yang menipis, tetapi juga diperlukannya gudang baru. Sebab, dalam waktu dekat, empat kapal yang membawa 28 ribu ton gandum akan berlabuh di Beirut. Rencana sejauh ini, gudang gandum di Tripoli akan dijadikan gudang utama yang baru untuk sementara waktu.
ISTMAN MP | REUTERS