Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dikritik Dokter dan Perawat, Duterte Ancam Bunuh Pasien Covid-19

image-gnews
Presiden Filipina, Rodrigo Duterte. Sumber: Reuters/Lean Daval Jr.
Presiden Filipina, Rodrigo Duterte. Sumber: Reuters/Lean Daval Jr.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rodrigo Duterte mengancam akan membunuh pasien Covid-19 karena kesal dengan para dokter dan perawat yang menuntut reformasi sistem kesehatan Filipina.

Filipina adalah negara kedua di Asia Tenggara setelah Indonesia yang terdampak virus corona paling parah, dengan mencatat 100 ribu lebih kasus dan 2.000 lebih kematian awal pekan ini, menurut data John Hopkins University.

Lonjakan infeksi mendorong lebih dari 80 organisasi yang mewakili 80.000 dokter dan 1 juta perawat untuk meminta kontrol yang lebih ketat. Para profesional medis memperingatkan bahwa Filipina gagal menahan pandemi.

Pada Senin, Rodrigo Duterte mengumumkan pihak berwenang akan mempekerjakan 10.000 lebih profesional medis untuk meningkatkan upaya melawan virus corona. Tetapi Duterte juga menyerang para dokter dan perawat yang menyerukan lebih banyak tindakan, menantang mereka untuk melakukan pemberontakan terhadap pemerintahnya.

Dikutip dari South China Morning Post, selama pertemuan kabinet pada Ahad, Presiden Rodrigo Duterte juga menuduh para dokter dan petugas kesehatan berusaha untuk mendorong revolusi. Duterte tampaknya bereaksi terhadap lagu protes dari musikal Les Miserables (Orang-orang merana) dari novel Victor Hugo, yang telah direkam dan dibagikan secara online oleh para pengkritik Duterte.

"Anda benar-benar tidak mengenal saya. Anda ingin revolusi? Kalau begitu katakan. Silakan, coba saja. Kami akan menghancurkan segalanya," kata Duterte dalam pidato yang disiarkan televisi, dikutip dari Newsweek, 5 Agustus 2020.

"Kami akan membunuh semua orang yang terinfeksi COVID," papar Duterte. "Itukah yang kalian inginkan? Kita selalu dapat mengakhiri eksistensi kita dengan cara ini."

Para dokter dan perawat yang mendorong kontrol yang lebih besar tidak menyerukan perubahan dalam pemerintahan atau presiden, hanya langkah-langkah yang lebih ketat untuk mengatasi penyebaran virus. Tidak jelas mengapa Duterte menuduh mereka mendorong "revolusi".

Setelah mengecam tenaga medis, Duterte kembali menerapkan lockdown di Manila pada Senin, South China Morning Post melaporkan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dokter telah melobi untuk serangkaian tindakan, termasuk lockdown ketat, peningkatan pengujian menggunakan RT-PCR, bukan tes cepat dan pelacakan kontak yang lebih luas. Satu kelompok dokter menulis surat terbuka yang mengkritik kinerja pemerintah dan menyerukan pengunduran diri Menteri Kesehatan Francisco Duque dan mantan jenderal yang memimpin satuan tugas virus corona Filipina.

Menurut juru bicara kepresidenan Harry Roque, komentar Duterte itu sebagai tanggapan atas kritik terhadap upaya pemerintah dan meningkatnya popularitas versi Tagalog dari Do You Hear The People Sing? dari musikal Les Miserable oleh penyanyi dan aktor Filipina terkemuka melalui Zoom, yang telah menarik 1,3 juta tampilan di Facebook.

Sebelumnya pada awal April, Rodrigo Duterte juga memerintahkan polisi dan militer untuk menembak warga yang melanggar dan memprotes lockdown pemerintah.

"Saya tidak akan ragu. Perintah saya adalah untuk polisi dan militer, juga barangay (pejabat daerah) jika situasi meningkat....tembak mati mereka. Apakah kalian mengerti? Mati. Alih-alih menyebabkan masalah, saya akan mengirim Anda ke kubur," kata Duterte pada 1 April saat pidato televisi, dikutip dari Rappler.

Presiden Filipina Rodrigo Duterte, saat menyampaikan pidato di parlemen di Filipina, 27 Juli 2020. Presidential Photos/via REUTERS.

Filipina menerapkan salah satu dari lockdown terpanjang di dunia dari 16 Maret hingga 1 Juni tetapi masih memiliki tingkat infeksi tertinggi kedua di Asia.

Pekan lalu, lebih dari 50 asosiasi medis memperingatkan bahwa sistem perawatan kesehatan negara itu berada di ambang kehancuran, menurut laporan South China Morning Post.

Karantina dilonggarkan pada 1 Juni untuk membantu menstimulasi ekonomi, yang hancur oleh lockdown di Metro Manila dan provinsi-provinsi sekitarnya yaitu Cavite, Rizal, Bulacan dan Laguna. Otoritas Ekonomi dan Pembangunan Nasional memperkirakan lockdown pertama menelan biaya ekonomi 1,1 triliun peso (Rp 326 triliun) atau 5,6 persen dari PDB dan menghapus sekitar 7 juta pekerjaan di Filipina.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tiga Warga Filipina Tewas Akibat Banjir di Dubai

5 hari lalu

Jalan yang terendam banjir setelah hujan lebat di Dubai, Uni Emirat Arab, 17 April 2024. Pusat Meteorologi Nasional mengatakan UEA mengalami curah hujan terberat dalam 24 jam terakhir sejak mulai mengumpulkan data pada tahun 1949, menambahkan bahwa curah hujan tertinggi tercatat di daerah 'Khatm Al Shakla' di Al Ain mencapai 254 mm. Gelombang badai petir yang hebat disertai hujan lebat mempengaruhi sebagian besar kota di UEA pada tanggal 16 April terutama di Dubai, Sharjah dan Al Ain di mana pertandingan leg pertama semifinal Liga Champions Asia antara Klub Al-Ain UEA dan Al-Hilal dari Arab Saudi telah ditunda. EPA-EFE/STRINGER
Tiga Warga Filipina Tewas Akibat Banjir di Dubai

Banjir di Dubai menyebabkan empat orang lagi tewas, tiga di antaranya adalah warga Filipina.


Warga Filipina Injak Patung Xi Jinping saat Unjuk Rasa Laut Cina Selatan

16 hari lalu

Foto udara menunjukan kapal-kapal yang diduga miliki Cina, berkeliaran di sekitar Pulau Thitu, salah satu dari sembilan fitur yang diduduki Filipina di Kepulauan Spratly, di Laut China Selatan yang disengketakan, 9 Maret 2023. REUTERS/Eloisa Lopez
Warga Filipina Injak Patung Xi Jinping saat Unjuk Rasa Laut Cina Selatan

Pengunjuk rasa di Manila menginjak-injak patung Presiden Cina Xi Jinping saat protes menentang "agresi" Cina di Laut Cina Selatan.


Menjelajah Chocolate Hills, Perbukitan yang Bikin Tercengang di Filipina

19 hari lalu

Chocolate Hills, Carmen, Bohol, Filipina. Unsplash.com/Brett Andrei Martin
Menjelajah Chocolate Hills, Perbukitan yang Bikin Tercengang di Filipina

Chocolate Hills merupakan bukit-bukit landari yang bergerombol di pulau Bohol, Filipina


Fakta-fakta Taipe Hadapi Gempa Taiwan 7,2 Magnitudo

19 hari lalu

Para pekerja melakukan operasi penyelamatan di lokasi di mana sebuah bangunan runtuh setelah gempa bumi, di Hualien, Taiwan, dalam tangkapan layar yang diambil dari rekaman video SET TV pada 3 April 2024. SET TV/Handout via REUTERS
Fakta-fakta Taipe Hadapi Gempa Taiwan 7,2 Magnitudo

Dua bangunan yang rusak paling parah akibat gempa Taiwan masih utuh, memungkinkan penghuninya untuk memanjat ke tempat yang aman melalui jendela.


AS, Filipina dan Jepang akan Bahas Laut Cina Selatan pada KTT Trilateral

20 hari lalu

Kapal militer Tiongkok beroperasi di Whitsun Reef di Laut Cina Selatan, 2 Desember 2023. Penjaga Pantai Filipina/Handout via REUTERS.
AS, Filipina dan Jepang akan Bahas Laut Cina Selatan pada KTT Trilateral

Pembahasan di KTT trilateral antara Amerika Serikat, Filipina dan Jepang pekan depan akan mencakup Laut Cina Selatan.


Korban Jiwa Gempa Taiwan Menjadi Sembilan Orang, 50 Lainnya Dilaporkan Hilang

22 hari lalu

Petugas menyisir lokasi gempa yang meruntuhkan sebuah bangunan di Hualien, Taiwan, 3 April 2024. Ini adalah gempa terkuat yang melanda pulau itu setidaknya dalam 25 tahun terakhir. Taiwan National Fire Agency/Handout via REUTERS
Korban Jiwa Gempa Taiwan Menjadi Sembilan Orang, 50 Lainnya Dilaporkan Hilang

Gempa Taiwan menewaskan sedikitnya sembilan orang dan 50 lainnya dilaporkan hilang dalam perjalanan ke taman nasional


Joe Biden dan Xi Jinping Bicara Soal Taiwan dan Laut Cina Selatan

22 hari lalu

Presiden Cina Xi Jinping melambaikan tangan saat bertemu dengan Presiden AS Joe Biden di perkebunan Filoli di sela-sela KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC), di Woodside, California, AS, 15 November 2023. Untuk pertama kalinya dalam satu tahun Xi Jinping dan Biden bertemu melakukan pembicaraan yang bertujuan mengurangi perselisihan antara kedua negara adidaya tersebut mengenai konflik militer, perdagangan narkoba dan kecerdasan buatan. REUTERS/Kevin Lamarque
Joe Biden dan Xi Jinping Bicara Soal Taiwan dan Laut Cina Selatan

Presiden Joe Biden dan Xi Jinping mendiskusikan soal Taiwan dan Laut Cina Selatan dalam percakapan telepon terbaru.


Taiwan Diguncang Gempa Terkuat dalam 25 Tahun, Satu Tewas Puluhan Luka-luka

22 hari lalu

Ilustrasi gempa bumi
Taiwan Diguncang Gempa Terkuat dalam 25 Tahun, Satu Tewas Puluhan Luka-luka

Gempa bumi berkekuatan lebih dari 7 magnitudo mengguncang Taiwan, Jepang hingga Filipina. Puluhan orang luka-luka, 1 tewas.


Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

27 hari lalu

Duta Besar RI untuk Federasi Rusia, Jose Tavares. ANTARA/HO-KBRI Moskow.
Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

BUMN energi nuklir Rusia, Rosatom, telah sejak lama menawarkan kerja sama pengembangan PLTN ke Indonesia


Ferdinand Marcos Jr Janji akan Balas Tindakan Beijing di Laut Cina Selatan

28 hari lalu

Bendera Filipina berkibar dari BRP Sierra Madre, sebuah kapal Angkatan Laut Filipina yang kandas sejak 1999 dan menjadi detasemen militer Filipina di Second Thomas Shoal yang disengketakan, bagian dari Kepulauan Spratly, di Laut Cina Selatan, 29 Maret 2014. REUTERS  /Erik De Castro
Ferdinand Marcos Jr Janji akan Balas Tindakan Beijing di Laut Cina Selatan

Ferdinand Marcos Jr. akan menerapkan tindakan balasan yang proporsional terhadap serangan Cina di Laut Cina Selatan.