TEMPO.CO, London - Studi ilmiah di Inggris memprediksi gelombang kedua Covid-19 bakal terjadi pada Desember 2020 jika sekolah beroperasi penuh pada September 2020.
Pemerintah perlu memperketat proses tes medis Covid-19 dan memperkuat sistem pelacakan kontak dari pasien terpapar Corona.
“68 persen dari kontak orang yang terpapar Covid-19 harus dilacak dan 75 persen orang dengan gejala harus menjalani diagnosa lalu diisolasi,” begitu dilansir Reuters mengutip studi yang dipublikasikan jurnal Lancet Child and Adolescent Health pada Selasa, 4 Agustus 2020.
Studi ini dikerjakan oleh University College London dan London School of Hygiene and Tropical Medicine.
Studi ini memprediksikan dampak dari pembukaan kegiatan sekolah secara penuh di Inggris pada September dan relaksasi pembatasan social distancing atau menjaga jarak.
Saat ini, tes medis dan pelacakan kontak pasien Covid-19 di Inggris mencapai sekitar 50 persen menurut studi yang dipimpin oleh Jasmina Panovska-Griffiths.
Jika diagnosa dan pelacakan kontak kurang dari indikator yang dibuat dalam model studi di atas saat sekolah aktis secara penuh maka reproduksi virus secara efeksi atau R bakal berada di atas angka 1.
Ini artinya gelombang kedua Covid-19 bakal terjadi.
Berdasarkan skenario ini, gelombang kedua Covid-19 bakal terjadi pada Desember 2020. Jumlah kasus paparan Corona ini bakal meningkat 2 hingga 2.3 kali lipat dari gelombang pertama Covid-19.
Saat ini, lebih dari 46 ribu orang di Inggris tewas karena terpapar Covid-19. Menurut Chris Bonell, salah satu peneliti kajian ini, studi ini tidak berarti sekolah Inggris harus terus ditutup.
Tapi, pemerintah harus menambah kapasitas warga yang menjalani diagnosa Covid-19 dan pelacakan kontak dari para pasien yang terpapar.
Saat ini, siswa sekolah di Inggris sedang menikmati libur musim panas. Sekolah di Inggris tutup sejak Maret 2020 saat pandemi Covid-19 mulai merebak.
