TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Donald Trump melanjutkan perangnya terhadap mekanisme Pilpres Amerika via pos. Kali ini, ia memperkarakan negara bagian Nevada setelah pemerintahan setempat meloloskan kebijakan pemilu via pos. Hal yang dipermasalahkan Donald Trump, Nevada akan mengirimkan surat suara ke warga jauh sebelum Pilpres Amerika digelar.
"Itu sebuah upaya kudeta, illegal. Kami akan memperkarakan Nevada dan saya pastikan hal itu sudah diurus," ujar Donald Trump, dikutip dari kantor berita Reuters, Selasa, 4 Agustus 2020.
Donald Trump melanjutkan bahwa dirinya memiliki hak untuk memperkarakan Nevada. Ia bahkan beranggapan bisa mengeluarkan perintah eksekutif untuk mencegah mekanisme pemilu via pos untuk Pilpres Amerika. Namun, ia tidak mengelaborasi hal itu lebih lanjut.
Gubernur Nevada, Steve Sisolak, bergeming dengan keputusannya meloloskan kebijakan Pilpres Amerika via pos. Menurutnya, dalam situasi pandemi virus Corona seperti sekarang, mekanisme Pilpres Amerika via pos lebih masuk akal dan aman.
"Saya sudah berkomitmen bahwa akan melakukan segala hal yang diperlukan untuk memastikan warga Nevada bisa menggunakan hak suaranya dengan aman pada November nanti," ujar Sisolak.
Keputusan Sisolak menjadikan Nevada sebagai negara bagian kedelapan yang menyiapkan mekanisme pemilu via pos untuk Pilpres Amerika. Selain Nevada, negara bagian yang mendukung mekanisme tersebut adalah Utah, Colorado, Hawaii, Oregon, Washington, California, dan Vermont.
Pilpres Amerika, rencananya, akan digelar pada 3 November nanti. Donald Trump, pekan lalu, sempat membuat heboh ketika meminta Pilpres Amerika diundur. Hal itu ditolak berbagai pihak, termasuk Capres Amerika dari Demokrat, Joe Biden.
ISTMAN MP | REUTERS