TEMPO.CO, Jakarta - Rencana Microsoft Corp bersepakat dengan ByteDance untuk mengakuisisi aplikasi TikTok di AS memicu murka warganet Cina pada Senin.
Rencana akuisisi ini terjadi setelah percakapan antara CEO Microsoft Satya Nadella dan Presiden Donald J. Trump. Meskipun sebelumnya Trump menyatakan risiko keamanan nasional yang ditimbulkan oleh aplikasi milik Cina itu, kini berbalik arah dengan memberi kedua perusahaan waktu 45 hari untuk mencapai kesepakatan.
Raksasa teknologi AS itu ingin mengakuisisi bagian-bagian TikTok, yang memiliki 100 juta pengguna di AS, akan menjadikan Microsoft pesaing utama bagi raksasa media sosial seperti Facebook Inc dan Snap Inc. Hal tersebut membuat saham Microsoft naik hampir 3% di awal perdagangan pada Senin.
Dengan dukungan dari Presiden Trump, Microsoft mengharapkan diskon besar dari transaksi ini. Nilai yang menurut Nadella akan menjadikan akuisisi menjadi kesepakatan terbaik dekade ini.
Sementara ByteDance selaku pemilik TikTok belum mengkonfirmasi pembicaraan penjualan. Tetapi dalam surat internal kepada staf pada Senin dilihat oleh Reuters, pendiri dan CEO perusahaan Zhang Yiming mengatakan perusahaan telah memulai pembicaraan dengan perusahaan teknologi yang tidak diidentifikasi untuk membuka jalan Aplikasi TikTok tetap berjalan di AS.
Langkah Zhang menjual aplikasi TikTok di Amerika menimbulkan kecaman di Weibo, platform microblogging populer di Cina, ratusan pengguna anonim bergabung di bawah sebuah posting tentang surat Zhang, mengutuknya sebagai pengkhianat Cina
“Pandangan umum pengguna media sosial Cina bahwa ini adalah langkah ini sebagai bagian dari perang perdagangan AS-Cina yang sedang berlangsung. Mereka juga percaya bahwa langkah ini diambil karena keberhasilan TikTok yang sekarang menjadi ancaman bagi platform AS seperti Facebook dan Twitter," kata Rich Bishop, CEO AppInChina
REUTERS | BLOOMBERG | ADITYO NUGROHO