TEMPO.CO, Jakarta - Negara bagian Victoria di Australia, akan menutup sebagian besar sektor retail dan manufakturnya selama enam pekan ke depan. Keputusan ini diambil karena Ibu Kota Melbourne sedang berusaha menekan penyebaran virus corona.
Perdana Menteri negara bagian Victoria Daniel Andrews pada Senin, 3 Agustus 2020, mengumumkan perusahaan-perusahaan pengembang harus mengurangi jumlah pekerja di lapangan. Produksi daging di wilayah negara bagian Victoria akan dikurangi sampai sepertiga, namun layanan penting seperti bank, supermarket, toko obat dan pom bensin akan tetap beroperasi seperti biasa.
“Sangat memilukan menutup banyak tempat, yang menjadi tempat orang mencari nafkah. Namun ini harus kami lakukan demi menghentikan penyebaran virus corona. Sebab jika tidak, pembatasan aktivitas warga mungkin bukan enam minggu, tapi bisa enam bulan,” kata Andrews, seperti dikutip dari scmp.com.
Rak-rak sayuran terlihat hampir kosong di sebuah supermarket di tengah wabah penyakit Covid-19 di Melbourne, Victoria, Australia, Ahad, 2 Agustus 2020. Saat ini Australia mengalami kemunculan kembali wabah virus corona. Klarissa Leahy via REUTERS
Penutupan toko dan pembatasan aktivitas warga ini muncul sehari setelah Pemerintah negara bagian Victoria mendeklarasikan status bencana menyusul wabah virus corona belum menunjukkan tanda-tanda mereda setelah tiga pekan.
Ibu Kota Melbourne berpopulasi sekitar 5 juta jiwa dan warganya sudah diimbau hanya keluar rumah jika ingin ke kantor, ke rumah sakit, olahraga dan keperluan mendesak lainnya. Akan tetapi, pembatasan ruang gerak masyarakat saat ini tampak sudah meliputi seluruh wilayah bagian Victoria. Jam malam bahkan akan diberlakukan mulai 8 malam – 5 subuh.
Semua pembatasan gerak itu akan berlaku sampai enam pekan ke depan. Terhitung mulai Rabu, 5 Agustus 2020, sekolah-sekolah pun akan dilakukan secara online.
Dalam 24 jam terakhir, ada 429 kasus baru virus corona di negara bagian Victoria. Dalam tempo sehari pula, ada 13 lebih pasien meninggal karena virus tersebut.