TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz membela para pendemo yang menuntut Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mundur, setelah Netanyahu menuduh pendemo menginjak-injak demokrasi dan media Israel mendorong mereka untuk berdemo.
Netanyahu, 70 tahun, yang dilantik untuk masa jabatan kelima pada Mei setelah pemilihan umum, sering mengeluhkan bias pers terhadapnya. Beberapa dakwaan korupsinya berkaitan dengan dugaan upayanya agar media meliput positif tentang dirinya sebagai timbal balik suap.
Ribuan warga Israel turun ke jalan, termasuk berunjuk rasa di luar rumah Netanyahu di Yerusalem, untuk memprotes dugaan korupsi dan kesulitan ekonomi karena krisis virus corona.
Netanyahu, yang mengepalai partai sayap kanan Likud, telah membantah melakukan kesalahan dalam tiga kasus korupsi terhadapnya.
Sejumlah demonstran menggelar aksi protes terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang didakwa karena kasus suap, penipuan dan pelanggaran pada Januari lalu di luar kediaman Netanyahu di Yerusalem, Israel, 22 Juli 2020. Unjuk rasa ini untuk memprotes kebijakan ekonomi Pemerintah Israel di tengah gelombang pandemik virus corona. Mereka pun menyerukan Perdana Meneri Netanyahu mengundurkan diri menyusul berlanjutnya persidangan dugaan korupsi yang dilakukan Netanyahu. REUTERS/Ronen Zvulun
Pada pertemuan kabinet mingguan Netanyahu mengatakan para pendemo Israel berupaya untuk menginjak-injak demokrasi.
"Demonstrasi ini dipicu oleh mobilisasi media, yang tidak dapat saya ingat," katanya. Bibi, panggilan Netanyahu, menuduh pers Israel "mirip media Korea Utara" dan bias terhadapnya.
"Mereka tidak melaporkan demonstrasi (karena) mereka berpartisipasi di dalamnya. Mereka memanas-manasi," kata Netanyahu, yang kembali sebagai perdana menteri pada tahun 2009 setelah masa jabatan pertama dari 1996-99.
"Saya mengutuk kekerasan apapun. Kekerasan tidak memiliki tempat, di kedua sisi, dan kami tidak memiliki toleransi untuk manifestasi kekerasan atau ancaman kekerasan," kata Netanyahu pada pertemuan tersebut, dikutip dari Times of Israel. Netanyahu tampaknya merujuk pada demonstrasi penentang dirinya yang sering berujung ricuh.
Pemimpin partai Biru dan Putih Benny Gantz dalam pengumuman jajak pendapat keluar selama pemilihan parlemen Israel di Tel Aviv, Israel, Rabu, 18 September 2019. REUTERS/Amir Cohen
Demonstran yang menuntut Netanyahu mundur kebanyakan adalah generasi muda Israel, disusul jajak pendapat yang menunjukkan popularitasnya menurun.
Mantan oposisi yang kini menjadi mitra koalisi utama Netanyahu, Menteri Pertahanan Benny Gantz dari Partai Biru Putih, membela demonstrasi.
"Hak untuk memprotes adalah darah kehidupan demokrasi," kata Gantz pada pertemuan kabinet.
"Sebagai pemerintah, kita memiliki tanggung jawab untuk membiarkan demonstrasi berlangsung dan melindungi para demonstran, yang sayangnya diserang kemarin," papar Gantz, yang juga merupakan calon perdana menteri alternatif di bawah kesepakatannya dengan Netanyahu.
Gantz mengatakan dia membahas masalah ini dengan Menteri Keamanan Publik Amir Ohana. Dia meminta agar semua orang menahan diri dari kekerasan, dan bagi Polisi Israel untuk bertindak dengan kekuatan minimum yang diperlukan untuk menjaga ketertiban.
Unjuk rasa terbaru di Yerusalem pada Sabtu malam menarik sekitar 10.000 orang, menurut perkiraan. Demonstrasi pada umumnya berlangsung damai, tetapi lima orang yang menuntut ditahan karena diduga menyerang pendemo Netanyahu, dan 12 orang ditahan pada akhir protes setelah polisi mengatakan mereka menolak mengosongkan daerah itu.
Para pendemo telah berminggu-minggu mengadakan unjuk rasa di luar kediaman Benjamin Netanyahu di Balfour Street di Yerusalem, serta di Tel Aviv dan daerah lainnya, menyerukan perdana menteri untuk mundur karena dakwaannya atas tuduhan korupsi. Mereka telah bergabung dalam beberapa minggu terakhir bersama warga Israel yang memprotes kebijakan ekonomi pemerintah selama pandemi virus corona, dengan ribuan massa yang kian bertambah.