TEMPO.CO, Jakarta - Uni Eropa menolak permohonan anggaran untuk enam kota di Polandia. Gara-garanya, keenam kota tersebut mendeklarasikan dirinya sebagai kota bebas LGBT.
Uni Eropa, pada Jumat kemarin, menegaskan bahwa mereka berkomitmen untuk menjadi organisasi global yang inklusif. Oleh karenanya, sikap anti-LGBT tidak bisa mereka dukung.
"Uni Eropa menghormati nilai-nilai hak asasi manusia. Hal tersebut harus dihormati juga oleh negara anggota Uni Eropa," ujar Komisioner Eropa untuk Kesetaraan, Helena Dalli, dikutip dari CNN, Sabtu, 1 Agustus 2020.
Identitas keenam kota tersebut belum diungkap oleh Uni Eropa. Walau begitu, diketahui keenamnya mendaftar program Twinning dari Uni Eropa. Program tersebut bertujuan mehubungkan beberapa kota sekaligus untuk menjamin hubungan yang tentram dan bersahabat.
Di bawah program tersebut, kota yang dipilih akan menerima pendanaan senilai US$29 ribu atau setara Rp426 juta. Salah satu syarat yang harus dipenuhi kota terkait adalah tidaknya ada diskriminasi.
Presiden Komisi Eropa, Ursula Von Der Leyen, ikut berkomentar soal adanya kota yang menyatakan sebagai bebas LGBT. Ia mengingatkan, kesepakatan Uni Eropa menyatakan bahwa warga Eropa berhak untuk menentukan akan menjadi siapa dan memiliki tujuan hidup apa.
"Saya akan terus melanjutkan kampanye #UnionOfEquality,"ujar Von der Leyen.
Pada Maret lalu, International Observatory of Human Rights mengungkapkan, sepertiga Polandia adalah kota-kota yang menyatakan dirinya bebas LGBT.
Presiden Polandia sendiri, Andrezj Duda, memiliki cara pandang yang dianggap diskriminatif terhadap komunitas LGBT. Ia menyatakan bahwa LGBT lebih merusak dibandingkan komunisme. Menurutnya, LGBT adalah ideologi.
ISTMAN MP | CNN