TEMPO.CO, Jakarta - Belarus dan Ukraina sepakat untuk memperketat penjagaan di perbatasan mereka usai menahan tentara bayaran asal Rusia. Mereka khawatir Rusia akan mengirimkan lebih banyak lagi tentara bayaran untuk mengganggu jalannya Pilpres Belarus pada Agustus nanti.
"Langkah ini untuk mencegah adanya upaya lain untuk mengganggu kestabilan di Ukraina dan Belarus," ujar pernyataan pers Kementerian Luar Negeri Belarus, dikutip dari Reuters, Kamis, 30 Juli 2020.
Diberitakan sebelumnya, Pemerintah Belarus menahan 30 tentara bayaran, yang diyakini berasal dari Rusia, pada Rabu kemarin. Penangkapan itu dilakukan di Minsk dan mengacu pada laporan intelijen bahwa Rusia mengirimkan 200 tentara untuk menggangu Pilpres Belarus.
Keterkaitan antara Rusia dan tentara bayaran tersebut didapati dari identitas mereka. Ke-30nya terdaftar sebagai prajurit untuk kontraktor militer swasta, Wagner. Wagner adalah kontraktor militer terbesar di Rusia.
Pemerintah Belarus menyakini masih ada banyak tentaran bayaran Rusia yang bersembunyi di wilayahnya. Aparat pemerintah sudah ditugaskan untuk mencari mereka yang bersembunyi. Adapun mereka yang sudah ditangkap diperkarakan dengan tuduhan merencanakan aksi terorisme.
Sementara itu, Pemerintah Ukraina akan melakukan ekstradisi terhadap sejumlah tentara bayaran Rusia di Belarus. Menurut mereka, 14 dari 30 tentara yang ditangkap pernah terlibat dalam konflik Ukraina-Rusia di kawasan Donbass, 2014.
ISTMAN MP | REUTERS