TEMPO.CO, Jakarta - Puluhan masjid di Israel yang ditinggal penduduk Palestina dan Tiberias akibat peristiwa pengusiran besar-besaran atau Nakba tahun 1948 telah beralih fungsi, bahkan izin renovasi pun ditolak.
Salah satunya masjid Umari yang terkemuka penduduk Tiberias yang juga dikenal sebagai masjid Zaydani, dibangun dengan arsitektur Mameluke dengan kubah dan menara yang besar.
"Sama seperti kebanyakan penduduk Palestina, penduduk Tiberias melarikan diri ke Suriah dan Lebanon menyusul Nakba,"kata Kamal Khatib dari High Follow-up Comittee for Arab Citiziens of Israel kepada Anadolu Agency, dan dikutip The Middle East Monitor, 28 Juli 2020.
"Keluarga Zaydani pindah ke kota dekat Nazareth," ujarnya.
Menurut Khatib, keluarga Zaydani telah meminta otoritas Israel untuk mengizinkan mereka merenovasi masjid Umari. Namun otoritas kota Tiberias menolaknya.
"Beralasan pihaknya akan merenovasinya, namun tidak terjadi. Bahkan sejak masjid ditutup dengan otoritas Israel melarang para peziarah dan pengunjung memasukinya," ujar Khatib.
Satu studi menunjukkan 40 masjid telah dirusak, ditutup atau ditelantarkan, sementara 17 lainnya berubah fungsi menjadi bar, restoran, atau museum.
Misalnya, masjid Al- Ahmar di kota Safed berubah menjadi gedung konser, masjid Al-Jadid di kota Caesarea berubah menjadi bar.
Israel membantah tudingan masjid telah beralih fungsi. Bantahan terakhir disampaikan Oktober 2015 oleh Kementerian Luar Negeri yang menyatakan, ada sekitar 400 masjid di Israel. Selain itu, Israel mengklaim jumlah peziarah lima kali lipat dalam 25 tahun terakhir. Namun menurut Khatib, Israel tidak pernah membangun masjid dalam sejarah negara itu.