TEMPO.CO, Jakarta - Diplomat senior Amerika Serikat mengatakan penutupan konsulat Cina di Houston karena terlibat upaya militer Cina untuk mencuri informasi dan rahasia negara Amerika.
David Stilwell, seorang diplomat di Kementerian Luar Negeri AS untuk Asia Timur, mengatakan kepada New York Times pada Rabu Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) telah mengirim mahasiswa Cina ke universitas-universitas Amerika untuk mempelajari berbagai hal untuk memajukan keunggulan tempur dan ekonomi Cina.
Stilwel mengatakan konsulat jenderal Cina di Houston menjadi pusat semua kegiatan spionase ini, menurut laporan The Times, 22 Juli 2020.
Pada Rabu Amerika Serikat memberi Cina waktu 72 jam untuk menutup konsulatnya di Houston.
Dikutip dari Reuters, Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa kantor perwakilan Cina di Houston ditutup untuk melindungi hak kekayaan intelektual dan informasi (HAKI) Amerika.
Presiden Donald Trump mengatakan ada kemungkinan kantor diplomatik Cina bisa ditutup. "Kami pikir ada kebakaran di salah satu konsulat yang kami tutup," kata Trump. "Saya rasa mereka membakar dokumen, atau membakar kertas, dan aku bertanya-tanya tentang apa itu semua."
CNN melaporkan, polisi di Houston mengatakan mereka menanggapi laporan asap di halaman di luar konsulat pada Selasa malam, yang terletak di Montrose Boulevard, di daerah Midtown. Media lokal membagikan video yang tampaknya memperlihatkan pejabat konsulat membakar dokumen.
Petugas pemadam kebakaran pergi ke konsulat Cina di Houston setelah asap terlihat. Dua pejabat pemerintah AS mengatakan mereka memiliki informasi bahwa dokumen sedang dibakar di sana, Reuters melaporkan.
Kendaraan melintas di gedung Konsulat Jenderal Cina di Houston, Texas, 22 Juli 2020.[REUTERS/Adrees Latif]
Konsulat jenderal Cina di Houston menyediakan layanan konsuler di delapan negara bagian AS termasuk Texas, dan merupakan salah satu dari lima konsulat Cina di seluruh Amerika Serikat sebelum ditutup.
Stilwell juga menuduh konsul jenderal Cina di Houston dan diplomat lain di sana baru-baru ini terlibat dalam kegiatan mencurigakan di bandara internasional Houston, di mana mereka mengawal warga Cina ke dalam peesawat carter menuju Cina.
Air China, yang telah melakukan penerbangan khusus untuk memulangkan warga Cina di tengah pandemi virus corona, memegang dokumen dengan tanggal lahir palsu bagi para diplomat, kata Stilwell kepada New York Times.
Richard Grenell, yang baru-baru ini menjabat sebagai penjabat direktur intelijen nasional AS, menyarankan Amerika Serikat juga menutup konsulat jenderal Cina di San Francisco yang kaya akan teknologi.
"Ini seruan untuk penutupan. Saya telah menyarankan untuk menutup keduanya (Houston dan San Francisco) tetapi kita dapat memulainya dengan satu dahulu," katanya kepada Reuters.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Wang Wenbin mengatakan konsulat itu beroperasi secara normal sebelum ditutup.
Kementerian Luar Negeri Cina mengatakan Washington tiba-tiba mengeluarkan permintaan untuk menutup konsulat pada Selasa dan menyebutnya sebagai "eskalasi yang belum pernah terjadi sebelumnya."
Kedutaan Besar Cina di Washington mengatakan telah menerima ancaman bom karena sentimen kebencian yang didengungkan oleh pemerintah AS, kata juru bicara Kemenlu Cina Hua Chunying di Twitter.
"AS harus mencabut keputusannya yang salah," katanya. "Cina pasti akan bereaksi dengan tindakan tegas."
Partai Komunis Cina sedang mempertimbangkan untuk menutup konsulat AS di kota pusat Wuhan sebagai pembalasan, kata seorang sumber dengan pengetahuan tentang masalah tersebut, dikutip dari Reuters.
Para pakar Cina yang berbasis di AS mengatakan Beijing juga dapat memilih untuk menargetkan konsulat AS yang lebih penting di Hong Kong, Shanghai atau Guangzhou, sesuatu yang dapat merugikan bisnis Amerika.