TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi virus Corona, di mana memaksa penduduk berbagai negara mengisolir diri di rumah, ternyata berakibat buruk ke bisnis gondola Venesia, Italia. Terlalu lama di rumah membuat banyak turis makin gemuk sehingga gondola tak mampu mengangkut penumpang sebanyak biasanya.
Merespon hal tersebut, Pemerintah Kota Venesia dan Asosiasi Gondola Venesia membuat kebijakan pembatasan jumlah penumpang. Selain untuk alasan jaga jarak, juga agar gondola tidak keberatan penumpang.
"Daripada kami menimbang mereka satu persatu sebelum naik, kami batasi saja jumlah penumpangnya," ujar Presiden Asosiasi Gondola Venesia, Andrea Balbi, dikutip dari CNN, Rabu, 22 Juli 2020.
Untuk gondola berukuran kecil, jumlah penumpang dibatasi jadi 5-6 orang. Sementara itu, untuk gondola berukuran besar, yang biasa disebut Da Parada, hanya boleh mengangkut 12-14 orang.
Andrea Balbi mengatakan bahwa pengurangan jumlah penumpang juga untuk kemudahan bermanuver di kanal Venesia yang sempit. Semakin banyak orang di atas gondola, semakin sulit gondola dikendalikan.
Raoul Roveratto, Presiden Asosiasi Gondolier (pendayung gondola) mengatakan hal senada. Ia bahkan mengatakan bahwa turis-turis yang semakin berat ibarat bom untuk gondola dan gondoliernya.
"Seperti mengangkut bomb, karena badan gondola mulai tenggelam dan air pun masuk," ujar Raoul Roveratto.
Venesia tercatat memiliki 433 gondolier berpengalaman serta 180 gondlier pemula. Ketika Pandemi virusCorona tengah buruk-buruknya di Venesia, jumlah gondolier yang bertugas dikurangi karena tidak banyak yang memakai jasa mereka.
Italia tercatat memiliki 244 ribu kasus dan 35 ribu korban meninggal akibat virus Corona.
ISTMAN MP | CNN