TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat menjanjikan hadiah uang US$ 5 juta atau setara Rp 73,1 miliar bagi pemberi informasi tentang Ketua Pengadilan Mahkamah Venezuela, Maikel Moreno yang dituduh menerima suap dan terlibat dalam kejahatan transnasional terorganisasi.
Moreno menjadi target untuk ditangkap oleh pemerintah Amerika sejak tiga tahun lalu.
Menteri Luar Negeri Amerika, Mike Pompeo mengatakan, Moreno merupakan sekutu Presiden Venezuela Nicolas Maduro yang menerima suap uang dan properti untuk mempengaruhi keputusan kasus kriminal dan sipil di Venezuela dalam beberapa tahun terakhir.
"Moreno Perez menerima suap sebagai balasan atas tindakan pengadilan di lebih dari 20 kasus dan memerintahkan hakim pengadilan lebih rendah untuk membebaskan tersangka atau menolak kasus," kata Pompeo sebagaimana dilaporkan Deutsche Welle, 22 Juli 2020.
Tak hanya memburu Moreno dengan iming-iming hadiah uang, Moreno dan istrinya juga dilarang masuk Amerika karena dituduh terlibat secara signifikan dalam korupsi.
Moreno telah masuk dalam daftar hitam sanksi Amerika sejak Mei 2017. Iming-iming hadiah uang untuk menangkap Moreno telah dilakukan Amerika pada awal tahun ini. Amerika menjanjikan hadiah uang US$ 15 juta untuk menangkap Moreno yang dijuluki "narkoteroris".
Menanggapi langkah Amerika, Moreno mengatakan pengadilan Venezuela tidak menerima pengawasan dari pemerintah asing.
Moreno menyebut Amerika menyerang dirinya dengan penuh manipulasi dan kebohongan.
"Mereka tidak akan pernah berhasil karena kemerdekaan dan kedaulatan tanah air kami tidak untuk didiskusikan," kata Moreno.
Amerika bersama puluhan negara lainnya tidak lagi mengakui pemerintahan Presiden Nicolas Maduro. Pemimpin oposisi Venezuela, Juan Guaido diakui sebagai presiden sah negara itu.