TEMPO.CO, Harare – Presiden Zimbabwe, Emmerson Mnangagwa, mengatakan pemerintah akan menerapkan jam malam dan pengetatan pembatasan aktivitas publik di tengah merebaknya pandemi Covid-19.
Dia mengancam bakal menerapkan hukuman keras kepada semua pihak yang melanggar aturan soal ini.
Namun, kelompok oposisi dan kritik mengatakan Mnangagwa melakukan itu terkait adanya rencana protes besar anti-pemerintah pada pekan depan.
Pada Senin, polisi menangkap seorang pejabat oposisi dan seorang jurnalis dengan tuduhan menghasut melakukan tindak kekerasan menjelang demonstrasi besar pada 31 Juli 2020.
Demonstrasi yang didukung aktivis ini bertujuan memprotes korupsi pemerintahan Mnangagwa, yang memicu munculnya masalah ekonomi di masyarakat.
“Mulai besok Rabu semua petugas keamanan harus menerapkan jam malam dari sore hingga pagi setiap hari antara jam enam sore hingga jam enam pagi,” kata Mnangagwa dalam pernyataan di televisi seperti dikutip Reuters pada Selasa, 22 Juli 2020.
Dia mengatakan setiap orang yang menyuruh tindakan yang mengganggu pemerintah akan dimintai tanggung jawan dan terkena hukuman keras.
Dia juga menerapkan pembatasan kegiatan mulai Rabu ini. Orang-orang yang tidak bekerja diminta tinggal di rumah kecuali untuk membeli makanan, air, dan bantuan medis.
Jam kerja bisnis juga dibatasi dari jam 8 pagi hingga jam 3 sore kecuali bagi petugas yang melakukan layanan pubik.
“Acara pertemuan sosial, religius dan politik tetap dilarang," begitu dilansir Reuters.
“Ini semua harus dilakukan untuk keamanan publik. Bangsa Zimbabwe harus menang melawan pandemi Covid-19 atau Corona,” kata Mnangagwa.