TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Hassan Rouhani mengatakan pada Sabtu sekitar 25 juta warga Iran kemungkinan telah terinfeksi virus corona.
Angka itu, dari laporan yang dikutip Rouhani dalam pidato yang disiarkan televisi, jauh lebih tinggi dari angka resmi infeksi 271.606 pada Sabtu atau lebih dari 30% dari 80 juta populasi Iran terinfeksi virus corona.
Kantor Rouhani mengatakan jumlah infeksi didasarkan pada "perkiraan skenario" dari laporan penelitian kementerian kesehatan, dikutip dari Reuters, 19 Juli 2020.
Iran telah menjadi negara Timur Tengah yang paling terpukul oleh pandemi Covid-19, dengan infeksi dan kematian meningkat tajam sejak lockdown dilonggarkan pada pertengahan April.
"Perkiraan kami adalah bahwa sejauh ini 25 juta orang Iran telah terinfeksi virus ini dan sekitar 14.000 telah kehilangan nyawa mereka," kata Rouhani.
Orang-orang mendengarkan khotbah usai salat Idul Fitri di Teheran, Iran, 24 Mei 2020. Hari Raya Idul Fitri menandai berakhirnya bulan puasa Ramadan. Xinhua/Ahmad Halabisaz
Rouhani mengatakan ada kemungkinan antara 30 dan 35 juta lebih banyak orang akan berisiko, tetapi Rouhani tidak menjelaskan apa yang dia maksudkan.
Lebih dari 200.000 orang telah dirawat di rumah sakit, katanya, menambahkan kementerian memperkirakab 200.000 orang lagi mungkin memerlukan perawatan rumah sakit dalam beberapa bulan mendatang.
Seorang pejabat di gugus tugas virus corona pemerintah Iran mengatakan, 25 juta orang yang disebutkan oleh Rouhani adalah pasien yang sedikit terpengaruh dan tidak perlu mencari nasihat medis, menurut laporan kantor berita semi-resmi ISNA.
Kementerian Kesehatan melaporkan 188 kematian dalam 24 jam sebelumnya sehingga total kematian virus corona di Iran menjadi 13.979.
Pihak berwenang pada hari Sabtu memberlakukan kembali pembatasan selama seminggu di ibu kota Teheran, termasuk melarang kegiatan keagamaan dan budaya, menutup sekolah asrama, kafe, kolam renang indoor, taman hiburan dan kebun binatang.
Dari hari Minggu, 22 kota besar di provinsi barat daya Khuzestan akan dikunci selama tiga hari, kata gubernur provinsi itu pada hari Sabtu.
Lockdown ini termasuk Behbahan, di mana polisi pada hari Kamis bentrok dengan massa yang memprotes kesulitan ekonomi.
Pada Sabtu riyal Iran jatuh ke level terendah baru terhadap dolar AS di pasar tidak resmi dan nilainya turun hampir setengahnya pada tahun 2020 karena ekonomi tertekan krisis virus corona dan sanksi AS.
Satu dolar AS senilai 255.300 riyal Iran atau naik dari 242.500 riyal Iran pada Jumat, menurut situs valuta asing Bonbast.com.
Situs web harian ekonomi Donya-e-Eqtesad melaporkan satu dolar AS senilai 252.300 riyal Iran, dibandingkan dengan 241.300 pada Jumat.
Mata uang Iran telah kehilangan hampir 48% dari nilainya pada 2020, lebih dari setengahnya dalam sebulan terakhir, karena penurunan harga minyak dan penurunan ekonomi global telah memperdalam krisis ekonomi di Iran, yang juga mencatat korban meninggal virus corona tertinggi di Timur Tengah.