TEMPO.CO, Melbourne – Pemerintah negara bagian Victoria, Australia, membuka kemungkinan perpanjangan karantina wilayah atau lockdown Covid-19 jika publik tidak menaati protokol kesehatan.
Dia meminta masyarakat untuk tinggal di rumah dan hanya ke luar untuk membeli barang kebutuhan sehari-hari.
Victoria, yang merupakan negara bagian terpadat kedua di Australia setelah New South Wales, menerapkan lockdown untuk Ibu Kota Melbourne pada 9 Juli selama enam pekan.
Ini terjadi setelah otoritas medis menemukan ratusan kasus baru harian Covid-19.
Pada Sabtu, otoritas mencatat 217 kasus baru Covid-19 setelah jumlah rekor tercatat pada Jumat yaitu 428 kasus.
“Kemungkinan perpanjangan lockdown, dan kemungkinan penambahan pembatasan kegiatan publik tergantung sepenuhnya pada individu dan keluarga dan masyarakat Victoria. Apakah mereka mengikuti aturan atau tidak,” kata Premier Daniel Andrews seperti dilansir Reuters pada Sabtu, 18 Juli 2020.
Seperti dilansir News, otoritas Victoria telah menerapkan lockdown atau karantina wilayah terhadap Ibu Kota Melbourne.
Ini terjadi setelah otoritas medis menemukan penyebaran Covid-19 di sejumlah klaster pemukiman di pinggir kota hingga rumah susun publik di Melbourne.
Pemerintah Australia, menurut Menteri Keuangan Josh Frydenberg, bakal menggelontorkan lebih banyak uang untuk subsidi gaji.
Subsidi ini sebesar sekitar 70 miliar dolar Australia atau sekitar Rp725 triliun. Langkah ini dilakukan untuk memperkuat daya beli masyarakat yang anjlok akibat kehilangan pendapatan rutin.
“Ada banyak ketidakpastian di lingkungan ekonomi dan situasi di Victoria mengalami kemunduran besar,” kata Frydenberg kepada media Age seperti dikutip Reuters.
“Mempertahankan tingkat keyakinan bisnis dan rumah tangga menjadi penting dalam kondisi yang terus melemah,” kata Frydenberg.
Pemerintah akan mengirimkan detil rencana anggaran subsidi gaji publik ini pada Kamis pekan depan untuk mendapatkan pengesahan di parlemen Australia.